Oleh: Fetra Hariandja
BANGSA Indonesia dibuat sedikit gusar dengan munculnya
kelompok The Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). Kelompok yang
mengandalkan kekerasan untuk mencapai satu target. Pola kekerasan tentu
bertentangan dengan ajaran Islam, sebagai salah satu agama yang mengedepankan
perdamaian.
Bertentangannya faham yang disebarkan, membuat Majelis Ulama
Indonesia (MUI) bersama Forum Ukhuwah Islamiyah menyatakan bahwa ISIS gerakan
menjurus aksi terorisme. Sehingga tidak ada alasan bagi ISIS untuk mengepakkan
sayap di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kehadiran ISIS juga dikhawatirkan berdampak kualitas
kehidupan beragama dan stabilitas keutuhan NKRI ke depan. Potensi buruk ini
seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan seluruh rakyat
Indonesia. Tidak memberikan celah dalam bentuk apapun bagi kelompok ISIS
menunjukkam eksistensinya.
Indonesia juga tidak perlu terlalu larut bermain di ranah
politik. Maklum, banyak kalangan menyebut ISIS merupakan buah karya negara
digdaya. Target utama adalah membuat tanah Arab tidak tentram. Penjualan
senjata ilegal, penguasaan ladang minyak dan pengalihan isu agresi militer
Israel ke Palestina menjadi motifnya.
Pola kontra intelijen seperti ini bukan skenario anyar dalam
memburu keuntungan di negara lain. Negara berkembang yang memiliki sumber daya
alam kaya dan dalam konflik kerap dijadikan sasaran. Bukan mustahil Indonesia
juga masuh radar utama bagi ISIS.
Terlepas menjadi komoditas politik, isu ISIS sudah
mengganggu kehidupan umat beragama di Indonesia, khususnya Islam. Alasannya,
Islam tidak mengenal kekerasan dalam menjalankan kegiatan. Berbeda dengan ISIS
yang tidak mengedepankan keadaban dalam menjalankan kegiatan.
Untuk itu, pemerintah Indonesia dalam hal ini aparat
keagamaan bertindak tegas dengan kelompok ISIS. Jangan ada lagi nada sumbang
bahwa ISIS dilindungi oknum atau mantan petinggi negara di Indonesia. Indonesia
sudah damai dalam menjalani kehidupan beragama.
Selain pemerintah, masyarakat Indonesia juga harus merespons
dengan kelompok orang yang diduga terkait dengan jaringan tersebut. Hanya saja,
respons yang dilakukan dengan melaporkan kepada penegak hukum bukan main hakim
sendiri. Pasalnya, belum tentu kelompok dimaksud benar-benar antek ISIS. [okezone]
EmoticonEmoticon