AcehXPress.com | Nggak zamannya lagi penyampaian informasi dilakukan secara manual. Tapi kenyataannya, praktek demikian masih dilakukan. Sebut saja misalnya penyebaran informasi tertentu oleh para geuchik (kepala desa-red) kepada masyarakatnya. Mereka masih menggunakan cara kontemporer.
“Yang pertama dengan penyampaian langsung yang dilakukan geuchik ke tokoh-tokoh masyarakat. Kedua adalah dengan mengumumkan lewat pengeras suara mesjid atau mushalla setempat, dan cara yang terakhir yaitu dengan menempelkan pengumuman tertulis pada tempat tempat strategis,” ujar Fathia Sabrina, Mahasiswi Elektro Unsyiah yang membuat riset tentang eGampong, Senin (25/8/2014).
Tiga cara penyebaran informasi di atas memiliki kekurangannya masing-masing. Pengumuman secara langsung belum tentu sampai ke masyarakat karena kepala desa dan masyarakat desa memiliki kesibukannya masing-masing dan terkadang kepala dusun tidak mampu mendatangi rumah warga satu-persatu.
Di lain pihak pengumuman lewat pengeras suara memiliki keterbatasan jarak dengar. “Sedangkan pengumuman yang ditempelkan dapat basah karena hujan dan terbang oleh angin. Hasilnya informasi yang ingin disampaikan tidak tepat waktu dan tidak tepat sasaran,” katanya.
Untuk menyikapi permasalahan yang terjadi di masyarakat ini, peneliti mencoba memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah berkembang pesat saat ini. Dengan teknologi internet dan telepon selular yang biasa digunakan oleh masyarakat luas, dirancang sebuah prototipe aplikasi bernama eGampong, yang berarti Gampong Elektronik.
eGampong dirancang dengan menggunakan fitur SMS (Short Message Service) pada telepon selular dan layanan yang disediakan Google secara gratis untuk menyebarkan informasi secara efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan layanan Google yang berupa Blogger dan Google App Engine, aplikasi eGampong dapat dibuat tanpa memerlukan perangkat elektronik tambahan.
Salah satu komponen yang digunakan aplikasi eGampong untuk menyebarkan SMS berupa SMS Gateway. Aplikasi itu tidak sulit dioperasikan, karena dapat dibiarkan bekerja sendiri dan hanya butuh perawatan berupa pengecekan pulsa secara berkala.
Aplikasi ini bekerja dengan cara menyebarkan SMS dari Geuchik berisi informasi kepada masyarakat gampong dengan SMS Gateway, kemudian mengkoneksikan layanan SMS dengan internet sehingga dapat dilihat kembali pada situs desa sebagai arsip bagi yang ingin mengakses kembali informasi tersebut.
Hanya saja sambung, Dosen Teknik Elektro Unsyiah Rahmad Dawood yang mendampingi pengembangan aplikasi tersebut menambahkan, Penelitian yang telah diseminarkan pada Seminar Nasional dan Ekspo Teknik Elektro (SNETE) 2014 tanggal 19 Agustus 2014 ini masih dalam tahap pengembangan. Ianya akan diuji pada beberapa gampong di Aceh untuk tahap selanjutnya.
“Aplikasi eGampong ini diharapkan nantinya dapat menjadi salah satu alternatif media penyebaran informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat luas, khusunya pada pemerintahan gampong di Aceh,” pintanya. [tgj]
EmoticonEmoticon