AcehXPress.com | Jerussalem - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (29/8/2014) menyeru Presiden Palestina Mahmoud Abbas agar memutuskan hubungan dengan HAMAS setelah "Operation Protective Edge".
Dalam kutipan dari satu wawancara dengan saluran berita Channel 10, yang ditayangkan pada Jumat malam, perdana menteri Israel tiu mengatakan ia berharap Abbas akan "melepaskan HAMAS", setelah serangan di Jalur Gaza serta laporan oleh Dinas Keamanan Shin Bet mengenai "rencana gagal HAMAS untuk menggulingkan pimpinan Pemerintah Otonomi Palestina di Tepi Barat" Sungai Jordan.
"Abbas memahami bahwa geng ini (HAMAS) berencana menggulingkan dia dan kami menggagalkannya," kata Netanyahu, sebagaimana dilangsir Sabtu pagi (30/8/2014). Ia menambahkan berharap Presiden Palestina tersebut akan memilih untuk melucuti Pemerintah Persatuan --yang dibentuk awal tahun ini-- dan melicinkan jalan dilanjutkannya pembicaraan perdamaian.
"Saya berharap kami dapat bekerjasama dengan dia dalam proses diplomatik," kata Netanyahu kepada Channel 10. Wawancara lengkap perdana menteri Israel tersebut dijadwalkan disiarkan pada Sabtu malam waktu setempat.
Israel menghentikan perundingan untuk mencapai kesepakatan perdamaian dengan Pemerintah Otonomi Palestina, setelah berjalan sembilan bulan dengan penengahan Amerika Serikat, akibat pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional Palestina.
Presiden Abbas bertindak sebagai penengah selama 51-hari agresi "Operasiton Protective Edge". Pada Jumat pagi, Abbas dalam satu pernyataan terbuka menyalahkan HAMAS karena melancarkan serangan terhadap Israel selama hampir dua bulan. Lebih dari 2.000 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas selama agresi militer Israel tersebut terhadap Jalur Gaza. [Suara Pembaruan]
"Abbas memahami bahwa geng ini (HAMAS) berencana menggulingkan dia dan kami menggagalkannya," kata Netanyahu, sebagaimana dilangsir Sabtu pagi (30/8/2014). Ia menambahkan berharap Presiden Palestina tersebut akan memilih untuk melucuti Pemerintah Persatuan --yang dibentuk awal tahun ini-- dan melicinkan jalan dilanjutkannya pembicaraan perdamaian.
"Saya berharap kami dapat bekerjasama dengan dia dalam proses diplomatik," kata Netanyahu kepada Channel 10. Wawancara lengkap perdana menteri Israel tersebut dijadwalkan disiarkan pada Sabtu malam waktu setempat.
Israel menghentikan perundingan untuk mencapai kesepakatan perdamaian dengan Pemerintah Otonomi Palestina, setelah berjalan sembilan bulan dengan penengahan Amerika Serikat, akibat pembentukan Pemerintah Persatuan Nasional Palestina.
Presiden Abbas bertindak sebagai penengah selama 51-hari agresi "Operasiton Protective Edge". Pada Jumat pagi, Abbas dalam satu pernyataan terbuka menyalahkan HAMAS karena melancarkan serangan terhadap Israel selama hampir dua bulan. Lebih dari 2.000 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas selama agresi militer Israel tersebut terhadap Jalur Gaza. [Suara Pembaruan]
EmoticonEmoticon