AcehXPress.com | Chicago - Pendaratan darurat biasanya dilakukan pilot ketika mengetahui ada gangguan pada mesin pesawat atau cuaca. Tapi, yang terjadi di Chicago, sumber gangguan datang dari 2 penumpang.
Dilansir dari News.com.au, Rabu (27/8/2014), pilot maskapai United Airlines memutuskan mendarat darurat pada setengah perjalanan gara-gara 2 penumpang itu memicu keributan sengit.
Gara-garanya, satu penumpang yang duduk di kursi tengah baris 12 menggunakan penyangga lutut (knee defender)--perangkat seharga US$ 24 atau sekitar Rp 281 ribu -- untuk meletakkan laptopnya. Ia diduga sengaja melakukannya, untuk mencegah wanita yang duduk di kursi depan tak bisa merebahkan kursi pesawat untuk berbaring.
Seorang pramugari kemudian meminta penumpang yang duduk di belakang menyingkirkan penyangga lutut itu. Namun, ia menolak. Wanita yang berada di depannya pun kesal, kemudian berdiri, dan menyiramkan secangkir air ke arah si pria.
Mengetahui ribut-ribut yang tak terkendali, pilot memutuskan untuk mendarat di Bandara Internasional O'Hare Chicago. Menurunkan paksa dua penumpang yang ribut, lalu melanjutkan terbang ke Denver.
Kedua penumpang duduk di kabin Economy Plus, sebenarnya memiliki ruang selebar 4 inci di setiap barisnya. Agar penumpang bisa selonjor.
Menurut juru bicara Badan Keamanan Transportasi (TSA) Ross Feinstein, sengketa antarpenumpang memuncak saat United Airlines Penerbangan 1462 mengangkasa dari Newark, New Jersey dengan tujuan Denver pada hari Minggu 24 Agustus
Setelah mendarat, polisi Chicago dan petugas (TSA) kemudian menemui kedua penumpang yang ribut, yang tak disebutkan identitasnya itu.
Setelah mendarat, polisi Chicago dan petugas (TSA) kemudian menemui kedua penumpang yang ribut, yang tak disebutkan identitasnya itu.
"Pesawat kemudian melanjutkan penerbangan ke Denver tanpa mereka, tiba 1 jam dan 38 menit kemudian. Terlambat dari jadwal," info maskapai tersebut.
Mengetahui pemicu pertengkaran penumpang yang menyebabkabn pendaratan darurat itu, Federal Aviation Administration pun meminta pihak maskapai untuk menetapkan aturan terkait penggunannya.
Mengetahui pemicu pertengkaran penumpang yang menyebabkabn pendaratan darurat itu, Federal Aviation Administration pun meminta pihak maskapai untuk menetapkan aturan terkait penggunannya.
Sementara itu, maskapai berbeda. Spirit Airlines dan Air Allegiant telah menerapkan penggunaan kursi yang tegak secara permanen. Tak bisa dibaringkan.
Terkait keributan itu, Federal Aviation Administration dapat memberlakukan denda sampai US$ 27.000 atau sekitar Rp 316 juta untuk penumpang yang sulit diatur.
Namun pada kasus ini tak disebutkan apakah ada pemberlakukan denda, namun yang pasti tak ada penangkapan. Demikian diutarakan juru bicara bandara Gregg Cunningham.[Liputan6]
EmoticonEmoticon