Bendera Palestina Berkibar Di Balaikota Glasgow, Skotlandia |
AcehXPress.com | Berbagai upaya dilakukan untuk membuat Israel menghentikan agresi brutalnya terhadap Palestina. Salah satunya melakukan boikot budaya.
Boikot budaya Israel dianggap sebagai salah satu cara paling ampuh dalam 'memerangi' Israel. Dan boikot itu mulai 'melukai' dunia seni negara Yahudi itu.
Baru-baru ini dua pertunjukkan seni yang didanai Israel telah dibatalkan di Edinburgh, Skotlandia. Selain itu Tricycle Theatre yang berbasis di London utara berencana untuk membatalkan penyelenggaraan festival film yang disponsori Kedutaan Israel di Inggris.
Aksi boikot itu memicu perdebatan nasional di Inggris. Salah satunya menganggap bahwa boikot budaya Israel akan mengancam hubungan antara komunitas Yahudi Inggris, Israel dan dunia seni.
Fenomena boikot budaya dan ekonomi Israel mulai meluas sejak kelompok-kelompok solidaritas Palestina mengusung gerakan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) pada 2005.
Gerakan ini menyoroti aksi pendudukan dan penjajahan tanah Arab oleh Israel pada 1967. Mereka mendesak mengembalikan kesetaraan hidup secara penuh antara orang-orang Yahudi Israel dan Arab.
Gerakan boikot budaya itu memperoleh momentumnya ketika Israel menyerang Jalur Gaza secara membabi buta sejak 8 Juli lalu. Namun boikot budaya yang dimulai oleh BDS mendapat kritik pedas dari aktivis pro-Israel. Mereka menggambarkan gerakan BDS sebagai diskriminatif dan anti-Semit.
Salah satu jurnalis pro-Israel, Stephen Pollard, editor Jewish Chronicle, menegaskan budaya Yahudi tak terpisahkan dari identitas Yahudi. Dia menganggap boikot budaya Israel sebagai serangan terhadap orang-orang dan identitas Yahudi daripada sebagai tekanan politik.
Dalam sebuah editorial, The Guardian yang dikutip AcehXPress.com mengatakan, Kedutaan Besar Israel di London bukan hanya sebagai pos terluar pemerintah Netanyahu. Tapi itu adalah negara, masyarakat dan orang-orang Israel itu sendiri. Karena hubungan dengan Israel sebagai sebuah negara itulah, Festival Film Yahudi Inggris tetap akan digelar.
Mungkin sulit bagi orang lain untuk memahami, bahwa sebagian besar, tidak semua, orang Yahudi merasa terikat dengan Israel, bahkan jika hubungan itu memunculkan satu keraguan dan kecemasan.
Yang lainnya berpendapat boikot budaya Israel tidak memperhitungkan prevalensi banyak suara Yahudi yang merupakan bagian dari gerakan BDS.
Dengan semakin banyak suara Yahudi yang memberikan dukungan mereka terhadap boikot budaya, penegasan anti-Semit adalah salah satu yang sangat kontroversial.
Sebelum menarik dukungannya, Tricycle Theatre berusaha mengakomodasi Festival Film Yahudi Inggris. Pihak theatre ingin mengembalikan dana Kedutaan Israel yang mencapai US$2.300. Tawaran tersebut ditolak mentah-mentah oleh aktivis pro-Israel dan Tricycle dituduh 'melarang Yahudi' seperti pada 1930-an saat Nazi berkuasa.
Dengan slogan anti-Semit meningkat di seluruh Eropa, beberapa komentator seperti Owen Jones dari The Independent menegaskan sangat penting tidak menyamakan kritik terhadap kebijakan Israel dengan tindakan kebencian dan diskriminasi terhadap komunitas Yahudi, baik di Inggris dan di seluruh dunia.
Boikot budaya yang diserukan BDS digambarkan sebagai 'salah satu yang paling menyakitkan' karena 'seni merupakan kekuatan untuk membangun jembatan'.
Namun, ada titik pemahaman bagi kedua kubu, pendukung dan penentang boikot budaya Israel, yakni Israel menjadikan budaya sebagai soft diplomacy.
Jadi semua produksi budaya Israel sering dipandang sinis, baik sebagai duta di panggung internasional atau provokasi perdebatan tentang dinamika moral konflik saat ini. [red | FAP]
EmoticonEmoticon