Ciri-Ciri Orang Aceh

Aceh
AcehXPress.coMenurut beberapa catatan, di dalam Provinsi Aceh kini dihuni oleh 4,5 juta jiwa (2013), terdiri dari 13 suku dan 13 aneka macam bahasa suku, tentunya tidak termasuk bahasa wajib Indonesia.

Jika setuju, mari kita tarik benang merah saja, dimulai dari masa keemasan Aceh pada abad ke 14 di mana saat itu kerajaan Samudera Pasai (Pase) menjadi wilayah paling kuat dalam militer, politik dan ekonomi di selat Malaka sebelum akhirnya hancur dan digantikan oleh Kesulthanan Aceh lebih modern dan kuat pada abad ke 17.

Apa dan bagaimana perilaku dan tabiat  orang Aceh yang telah mendahului kita ratusan tahun lalu sehingga mereka mampu membuat Aceh menjadi bangsa atau suku yang terhormat oleh kawan dan lawannya?

Apa ciri-ciri dan karakter para nenek moyang dan indatu kita sehingga mampu mengangkat harkat dan martabad Aceh menjadi kerajaan yang terkenal dan maju disalah satu sudut muka bumi ini?

Pertanyaan di atas tidak berarti kondisi Aceh saat ini lantas berantakan, mundur, tidak maju atau membingungkan. Tidak seperti itu. Kondisi saat ini justru telah maju sehingga kita mampu memberi analisa dan pandangan serta pengamatan terhadap sejarah Aceh untuk menghargai para pendahulu Aceh yang telah memberi segalanya untuk para penerusnya masa kini.
Melihat pada nama Aceh berasal dari tulisan “ATJEH” (ejaan lama dan ejaan dalam bahasa Aceh) mari kita kaitkan dengan sejumlah ciri-ciri orang Aceh yang dapat dilihat pada aneka sejarah dan kebudayaan Aceh dari masa abad ke 14 hingga masa kini.
Oleh karenanya ciri-cir orang Aceh (Atjeh) adalah sebagai berikut :

A  = Agamais.

  • Orang Aceh terkenal taat menjalankan agama dan mempertahankan syariat agamanya. Meski sama dengan sejumlah muslimin dan muslimah lainnya yang membedakannya adalah peranan pemerintah memberi jaminan dan mendukung melestarikan prinsip agama  (Islami) di wilayah Aceh.

  • Orang Aceh menjunjung tinggi kebebasan beragam ummat lainnya dan menghormati pemeluk agama lainnya selama saling menghormati.
T =  Taat atau Patuh
  • Orang Aceh terkenal setianya jika sudah mengenal baik atasan, teman, tetangga dan lingkungannya. Mereka akan patuh dan taat menjalankan tugas-tugasnya.

  • Orang Aceh terkenal taat pada Syariat dengan menjauhi larangan  Allah dan menjalankan perintah Allah.

  • Orang Aceh terkenal taat hukum dan aturan yang dibuat oleh Kerajaan pada masa lalu dan peraturan pemerintah pada masa-masa kemerdekaan RI.

  • Orang Aceh patuh pada pimpinannya termasuk terhadap pemimpin wanita sekalipun seperti yang diperlihatkan terhadap Laksamana Kuemalahayati, Cut Meutia, Cut Nya’ Dhien dan lain-lainnya.

  • Orang Aceh juga terkenal banyak akalnya, cerdik dan tidak gampang menyerah. Jika diarahkan pada hal-hal positif sikap ini akan menjadi modal utama sebagai individu yang handal  dan tangguh di segala bidang. Akan tetapi jika mengarah pada hal-hal negatif, maka sikap ini disebut “licik” atau akal bulus. Ini yang harus dijauhi.
J =  Jihadis
  • Orang Aceh melakukan pekerjaan sama dengan berjuang. Berbakti kepada bangsa, negara dan keluarga adalah berjihad atau berjuang di jalan Allah. Oleh karenanya jika ia telah menguasai bidangnya maka ia akan menjadi SDM handal pada bidangnya, mencintainya dan loyal hingga rela mengorbankan jiwa raganya untuk menjaga pekerjaan dan institusinya.
E = Etis (Beretika)

Oleh karena kental dengan prinsip dalam agamanya orang Aceh pada umumnya memiliki etika sebagai berikut :
  • a. Menghargai orang lain

  • b. Menghormati aturan hukum, Undang-undang dan syariat Islam

  • c. Tenggang rasa dan Penolong. Tenang, tidak lekas naik darah.

  • d. Tidak congkak, iri dengki dan sombong apalagi takbbur atau tinggi hati.

  • e.  Tidak egois, lebih suka mementingkan kebutuhan orang lain

  • f. Setia, loyal dapat dipercaya oleh atasan, majikan atau keluarganya

  • g. Menjunjug tinggi budayanya

  • h. Menghormati suku bangsa dan agama lainnya.
H = Humanis
  • Dalam setiap dimensi mengedapankan kebersamaan dan persaudaraan, mencakup  beberapa hal utama, yaitu :

  • a. Sesama muslim adalah saudara utama dan terutama

  • b. Sesama orang Aceh adalah saudara dekat sehingga tak perlu berlebih-lebihan

  • c. Sesama bangsa Indonesia adalah tetangga yang dekat yang perlu dihormati dan disayangi.

  • d.  Dan lain-lain.
Itulah beberapa hal yang membuat orang Aceh disegani kawan dan lawan pada masa-masa dahulu hingga beberapa dekade yang lalu.

Jika ada diantara kita  pada saat ini  melihat beberapa kalangan dan individu yang mengaku sebagai orang Aceh tapi tidak memperlhatkan beberapa ciri khas di atas, pantaskah disebut sebagai orang Aceh?

Pantas mungkin pantas, tapi ada yang harus diperbaiki, yakni ciri khas yang melekat pada hampir semua orang Aceh beberapa dekade yang lalu hingga ke masa-masa  silam hendaknya melekat kembali pada seluruh orang Aceh baik yang berada di Aceh dan dimanapun saja berada.

Ada pepetah mengatakan, “Buah itu jatuh tak jauh dari Pohonnya.” Dalam kaitan ini mungkin saja berarti betapapun engkau nun jauh di sana meninggalkan tanah airmu, suatu saat engkau akan kembali, karena tanah dan leluhurmu ada di sini di phon ini yang bernama Aceh.

Begitu juga dalam tingkah laku dan etika. Betapapun engkau modern dan berkecukupan dalam ekonomi dan finansial, janganlah engkau lantas menjadi tinggi hati seolah orang lain bukan saudara mu sesama Aceh.

Jika  tak dapat membantu mereka, janganlah pula memberatkan saudara mu. Karena sebaik-baik orang adalah yang bermanfaat untuk lingkungan dan orang lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas, mari refleksikan diri kita sendiri (masing-masing), apakah kita termasuk pada golongan ciri khas orang Aceh? [kompasiana]


EmoticonEmoticon