Ward Alshammary, in memoriam. |
AcehXPress.com | Ini kisah mengharukan dari bocah berusia lima tahun asal Inggris, Ward Alshammary. Bocah manis itu meninggal karena cardiac arrest atau penghentian jantung. Kisah Ward sangat menyentuh hati, sebab sebelum meninggal, dia bertanya kepada sang ayah, “Mengapa ayah menangis?”
Kalimat yang terucap pada saat-saat terakhir Ward itulah yang dikenang oleh keluarga. Kalimat itu telah merontokkan jiwa ayah dan bundanya, Badr Alshammary dan Feraihah. Mereka sangat berduka karena kepergian anaknya itu. Apalagi, dokter salah mendeteksi penyakit Ward yang berujung pada kematian bocah mungil itu pada 22 Januari silam.
“Kami sangat dekat dengan anak kami, Ward. Meskipun dia masih berusia lima tahun, dia sangat perhatian kepada kami, sebagaimana kami memerhatikan dia,” tutur Badr, sebagaimana dikutip Dream dari laman Mirror.co.uk.
“Dia mencintai saudara dan semua teman sekolahnya. Ward sangat suka pergi ke sekolah dan mencintai gurunya. Saat dia tumbuh dewasa, dia ingin menjadi dokter anak, dia menyampaikan keinginan itu kepada dokter di rumah sakit.”
Badr dan Feraihah tak pernah mengira dokter telah salah mendiagnosa penyakit Ward. Saat pertama kali periksa, dokter mendiagnosa Ward terserang virus. Dokter memberikan obat dan mengizikan Ward pulang ke rumah. Namun dua hari setelah itu, Ward kembali harus dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya dengan cepat memburuk.
“Setelah pertama kali berobat ke rumah sakit, kami berpikir dia akan baik-baik saja. Sekalipun saat kami kembali ke rumah saki pada 21 Januari 2013, kami tidak berharap meninggalkan rumah sakit tanpa anak kami. Meningalnya Ward sangat mempengaruhi hidup kami, kehidupan keluarga kami,” tutur Badr.
Ketika pertama kali dibawa ke rumah sakit, Ward diperiksa dan diberi obat anti-histamin sebelum diperbolehkan pulang. Petugas medis di Rumah Sakit Umum Southampton di Hampshire memberi tahu keluarga Ward bahwa anak itu akan baik-baik saja dan bisa bermain kembali dengan teman-temannya di sekolah.
Namun, setelah meminum anti-histamin itu, Ward mengalami dehidrasi akut dan tidak mau makan atau minum selama dua hari. Setelah dibawa ke rumah sakit lagi, ternyata dokter terdapat ruam, sakit pada tenggorokan dan paru-paru yang ternyata adalah radang paru-paru. Dan dokter tidak menyadari infeksi utama antara paru-paru dan dinding dada Ward itu.
Ketika petugas medis bersiap memindahkan Ward dari ICU ke unit perawatan intensif anak, mereka memberi obat infeksi bakteri, namun Ward malah mengalami serangan jantung. Saat kritis itulah Badr menangisi putrinya. Dan Ward pun bertanya: “Mengapa ayah menangis?”
Ward lantas meninggal karena serangan jantung yang diduga disebabkan oleh racun yang memenuhi sistem peredaran darah. Kasus ini sekarang telah dibawa ke pengadilan. Pengacara keluarga Badr mempertanyakan mengapa gadis kecil mereka dipindah dari ICU ke unit perawatan intensif anak. Rentan waktu pemindahan itulah yang diduga mengakibatkan hilangnya kesempatan pengobatan untuk Ward.
“Kami tahu tak ada yang bisa mengembalikan Ward tetapi kami berharap bahwa pengetahuan tentang keadaan di mana Ward meninggal, yang sekarang kita mengerti secara lebih rinci, dapat mencegah kematian serupa di masa mendatang,” tutur Badr. [Dream]
EmoticonEmoticon