AcehXPress.com | Pengumuman keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 tampaknya menjadi fokus perhatian pelaku pasar hari ini. Terbukti, aksi tunggu pemodal membuat indeks bursa saham Indonesia pagi ini dibuka di zona merah.
Dikala pemodal lokal memilih aksi tunggu, investor asing justru sudah memulai aksi beli saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Asing memulai perdagangan dengan mencetak nett buy sekitar Rp 6 miliar.
Pada pra pembukaan perdagangan BEI, Kamis, 21 Agustus 2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) stagnan di level 5.190,17. Indeks baru mulai bereaksi di sesi pembukaan perdagangan dengan melemah turun 2,09 poin (0,04%) ke level menjadi 5.187,31.
Aksi tunggu pelaku pasar yang membawa IHSG ke zona merah membuat transaksi emiten yang diperdagangkan di sesi awal ini relatif minim. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.114 kali dengan volume perdagangan 193,88 juta saham senilai Rp 189 miliar.
Mayoritas saham di BEI pagi ini tak diperdagangkan akibat aksi tunggu pasar. Namun, 48 saham yang diperdagangkan dibuka memerah dan 69 saham menguat.
Sebanyak dua dari sepuluh sektor pembentuk indeks bergerak menghijau. Kedua sektor itu adalah pertambangan yang menguat 0,24 persen dan keuangan 0,19 persen.
Pelemahan juga dialami dua indeks saham syariah di BEI. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pagi ini dibuka di zona merah di level 170,84 dari sesi penutupan kemarin di level 170,99.
Hingga sekitar satu jam perdagangan saham, indeks ISSI masih bergerak di zona merah dengan melemah 0,45 poin (0,26%) ke level 170,54. Sebanyak 68 emiten syariah telah mulai masuk zona merah sementara 72 lainnya masih tertinggal di teritori negatif.
Volume transaksi perdagangan saham syariah sekiar pukul 10.00 WIB, tercatat telah mencapai 6,16 juta saham dengan nilai Rp 673,85 miliar.
Pembukaan di zona merah juga dialami indeks saham bluechips syariah, Jakarta Islamic Index (JII) yang merosot ke level 706,22. Saat ini, indeks JII tercatat telah terpangkas 3,01 poin (0,42%) ke level 703,21.
Sebanyak 21 emiten penghuni JII masih terpuruk di zona merah sementara 5 lainnya sudah berangsur pulih.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo dalam ulasannya mengatakan penembusan atas resisten IHSG di 5.165 kemarin memiliki potensi kenaikan hingga kisaran 5250 - 5300.
"Menyambut keputusan MK ini, IHSG memang memiliki peluang untuk mencetak rekor baru karena resisten pertama IHSG saat ini, adalah rekor IHSG di 5251," katanya.
Namun, lanjut Satrio, pemecahan rekor ini hanya bisa terjadi dengan memperhatikan berbagai faktor termasuk aliran dana asing.
"Jika hari ini IHSG berlangsung Jokowi Effect, pemodal sebaiknya tidak lupa bahwa Jokowi Effect belum pernah bertahan lebih dari 2 hari perdagangan," ujarnya. []
dream
EmoticonEmoticon