Ilustrasi |
Mustafa, salah satu penjual daging meugang di Bireuen menyebutkan, pihaknya tak mampu menjual daging dibawah Rp 150.000 per kilogram. Pasalnya berkaitan dengan pelaksanaan hari raya kurban sendiri, harga jual sapi ataupun kerbau juga berbanding lurus.
“Ini akibat stok lembu yang terbatas,” katanya.
Koordinator APPSI bidang teritorial wilayah Aceh Tarmizi A. Gani mensinyalir mahalnya harga daging di Aceh merupakan akibat dan sikap pemerintah yang acuh tak acuh dalam mengurus dan membina sektor peternakan. Padahal setiap tahunnya diprediksi memiliki anggaran yang cukup besar untuk mengembangkan peternakan.
“Bantuan yang tidak tepat sasaran dan tidak memenuhi standart, seperti ada bantuan lembu tapi tidak ada bantuan kandang sehingga potensi kegagalan ternaka dan suwasembada daging cukup besar. Permainan ini ikut berperan terhadap melonjaknya harga daging, khususnya lembu,” tandasnya.
Masih menurut Tarmizi, di Banda Aceh sendiri harga daging sedikit lebih murah. Penjualannya mencapai Rp 120.000 per kilogram. [tgj]
EmoticonEmoticon