AcehXPress.com | Pasukan elit tentara Israel menceritakan pengalaman menghadapi pejuang Brigade Al-Qassam di desa Al-Atatreh, Gaza. Mereka mengaku frustasi dan ketakutan lantaran menjadi sasaran di sebuah lapangan tembak.
"Kami tak ubahnya seperti bebek yang duduk di tengah lapangan tembak," kata salah satu serdadu Israel kepada Channel 2 dilansir Middle East Monitor dan dikutip AcehXPress.
Kata dia, jeda kemanusian (humanitarian lulls) selama invansi darat tidak berpihak kepada tentara. Pejuang Al-Qassam memanfaatkan jeda untuk merubah posisi mereka dan menjadikan tentara Israel sebagai sasaran tembak.
Seorang tentara Israel lainya mengaku sangat takut dengan serangan mortir, yang menghujani seperti hujan. "Pesawat yang digunakan datang terlambat untuk menyerang posisi militan ketika pasukan darat gagal menghentikan gempuran Al-Qassam".
Para tentara mengatakan mereka diberitahu akan digantikan posisinya setelah sepekan pertempuran. Saat mereka sedang dalam perjalanan dari Gaza, mereka meminta angkatan udara untuk melindungi penarikan mereka, tetapi mereka menolak.
Sehingga, mereka berada di bawah berondongan rudal mortir yang menyebabkan lima orang terluka.
"Sebuah keajaiban tidak ada dari kami yang terbunuh dalam insiden itu. Tapi ini mengakibatkan banyak tentara menderita secara psikologi". [red | FAP]
EmoticonEmoticon