Wisata Syariah Bisa Genjot Ekonomi Indonesia

ilustrasi lokasi wisata
AcehXPress.coBanyak negara yang telah mengembangkan wisata syariah, seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. Hasilnya, negara tersebut mampu meraup pendapatan ekonomi yang sangat besar.

Demikian disampaikan Ketua Presidium Lembaga Kajian Ekonomi dan Pembangunan Islam (LKEPI), Pasca Sarjana, Universitas Azzahra, Dedi Uska dalam keterangan pers, Senin, 29 September 2014.

"Pengembangan pariwisata syariah telah dijalankan oleh negara lain seperti Thailand yang memiliki wisata halal. Singapura konsep wisata pelayanan terintegrasi dan Malaysia yang telah mengembangkan wisata syariah secara full," jelasnya.

Menurut Dedi, dengan pengembangan wisata syariah maka Indonesia dapat menggaet wisatawan kaya dari Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Amerika. Wisatawan yang ingin tempat wisata halal, serta pelayanan yang transparatif, dan penuh kenyamanan. Hal ini akan memberikan keuntungan bagi Indonesia.

Untuk itu, dia mengharapkan pada pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi dan Jusuf Kalla mampu mengembangkan wisata syariah ini.

"Saya berharap agar pemerintahan terpilih Joko Wiodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bisa memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," tambah Dedi.

Dedi menilai Indonesia justru memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan negara-negara yang telah mengembangkan wisata syariah tersebut. Pasalnya, Indonesia memiliki pemandangan alam yang memukau.

"Potensi alam Indonesia seperti pegunungan, pantai, panorama, bangunan-bangunan sejarah menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung baik wisata domestik maupun wisata mancanegara untuk menikmati eksotisme Indonesia. Hal inilah yang membedakan dengan negara-negara lain dimana keindahan wisata sengaja didisain secara modern," jelas Dedi.

Sayangnya, sampai saat ini pariwisata tersebut belum dikelola dengan baik sehingga belum memiliki nilai-nilai yang mengikat dan memiliki kekhasan.

"Munculnya pariwisata syariah yang ada saat ini, merupakan sebuah tawaran kepada pemerintah dan masyarakat, bagaimana dalam mengemas pariwisata dibalut dengan nilai-nilai etika berbisnis secara Islami yang universal. Dengan demikian arah dari bisnis pariwisata di Indonesia memiliki paradigma yang jelas dan berkontribusi sangat besar terhadap pengembangan ekonomi secara komprehensif," paparnya.

Dengan pengembangan wisata syariah ini, lanjut Dedi, sektor riil pun bisa bangkit. Seperti bisnis perjalanan, perhotelan, restoran, kuliner, dan fashion (hijaber).

"Pengembangan ekonomi syariah di Indonesia masih berbasis lembaga keuangan dan belum menyentuh pada sektor-sektor riil yang ada, hal ini yang menjadikan pengembangan ekonomi syariah di Indonesia berjalan stagnan. Untuk itu, dengan adanya pengembangan pariwisata syariah, banyak dampak yang diperoleh secara ekonomi bagi pengembangan sektor riil di Indonesia," tandasnya. []


dream


EmoticonEmoticon