![]() |
Penyelenggara melakukan foto bersama. | Lali - AcehXPRess |
Sarasehan itu digelar di Balaidesa Keude Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (14/9) yang turut dihadiri oleh Drs. Maskur, Msc, Ditjen Kementrian Kesbangpol, Staf ahli Bupati Aceh Utara Asnawi, Dosen Unimal, Pimpinan Erich Institut Prof dr Erman Anom dan berbagai elemen masyarakat.
Drs Maskur dalam paparannya mengatakan antusias masyarakat kecamatan Aron dan kecamatan Samudera, Aceh Utara, dinilai cukup tinggi dalam memperoleh informasi untuk membangun masyarakat agar lebih cerdas dan waspada terhadap ancaman-ancaman potensi yang sedini mungkin mengganggu stabilitas kawasan Selat Malaka di Aceh Utara.
Ia mengharapkan dengan dasar antusias berharap agar masyarakat lebih sadar pentingnya peran dan partisipasi dalam memantau menjaga dan membangun ketauladanan yang kuat di perbatasan Selat Malaka khususnya di Aceh Utara.
Dengan kekuatan masyarakat diharapkan dapat dimanfaatkan oleh aparatur pemerintah sebagai mitra dan subjek keamanan di wilayah Selat Malaka khususnya di Aceh Utara dan Aceh pada umumnya, agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak globalisasi dan potensi ancaman dari pihak-pihak asing yang ingin mengganggu keutuhan bangsa.
Dengan kekuatan masyarakat diharapkan dapat dimanfaatkan oleh aparatur pemerintah sebagai mitra dan subjek keamanan di wilayah Selat Malaka khususnya di Aceh Utara dan Aceh pada umumnya, agar masyarakat tetap waspada terhadap dampak globalisasi dan potensi ancaman dari pihak-pihak asing yang ingin mengganggu keutuhan bangsa.
Harapan khusus untuk Aceh supaya tetap memelihara perdamaian dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan jauhkan konflik baik secara harizontal maupun konflik vertikal yang akan merugikan masyarakat Aceh khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Pimpinan Lembaga Erich Institut menyebutkan acara tersebut merupakan kegiatan untuk merubah menset masyarakat dari pengalaman-pengalaman yang ada, dan mengubah pola pikir masyarakat yang pada prinsipnya kemerdekaan yang hakiki adalah ketrampilan dasar Aceh dengan perjanjian Damai di Helsinki dan UUPA nya, supaya masyarakat lebih maju dalam pola pikir dan bertindak kedepannya.
Saat disinggung mengapa memilih Aceh dalam acara tersebut? Ia mengatakan karena Aceh Utara khususnya yang langsung berbatasan dengan Selat Malaka dan tempat berdirinya Kerajaan Samudera Pase, Aceh yang secara geografis menempati wilayah yang berada di persimpangan alur lalu-lintas internasional tentunya memiliki peran penting untuk terlibat aktif dalam berbagai derap langkah pembangunan berskala global yang dicirikan dengan meningkatnya ketergantungan antar satu bangsa dengan bangsa lainnya.
Hal ini dapat terjadi ketika Aceh mampu membangun kemandirian dalam banyak aspek termasuk teknologi serta sumberdaya alam yang melimpah serta sumberdaya manusia yang tersedia dengan optimal.
Di penghujung sarasehan yang dimulai sejak pukul 9:00-13:00 WIB itu pihaknya mengaharapkan supaya masyarakat maju dalam pola pikir dan bertindak dan meminta kepada semua elemen harus mendorong masyarakat untuk merdeka yang hakiki. [Lali]
EmoticonEmoticon