Pemerintah Aceh Dinilai Kurang Perhatikan Kesejahteraan Petani

AcehXPress.coPemerintahan Aceh di bawah kepemimpinan Gu­ber­nur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Ma­naf dinilai belum mampu dan tidak memberikan per­hatian serius terhadap kesejateraan petani di pro­vinsi tersebut.
Padahal anggaran Aceh cukup ba­nyak, tapi petani tidak memiliki rumah. Bahkan, banyak petani yang ti­dak mampu menyejahterakan diri sen­diri. Ini merupakan gambaran ba­nyaknya persoalan di sektor per­tanian.
Pernyataan itu disampaikan Gabungan Mahasiswa Pertanian Aceh, saat melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu (24/9), menyam­but Hari Tani Nasional yang jatuh setiap 24 September.
Dalam aksi itu, puluhan maha­siswa memulai aksinya dengan ber­ja­lan kaki melintasi Jalan Daud Beu­reu­eh dengan membawa spanduk dan pos­ter serta sejumlah peralatan pertanian.
Koordinator Aksi, Rizki Amanda, mengungkapkan, Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki ke­kayaan alam sangat besar, khu­sus­nya di sektor pertanian.
“Hampir 70 persen masyarakat Aceh menggantungkan hidupnya di sektor pertanian,” ujarnya.
Namun, hal itu tidak dibarengi dengan kesejateraan petani. Rata-rata petani Aceh masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi ini harus menjadi perhatian serius Pemerintah Aceh ke depan.
Aceh juga mendapat alokasi anggaran cukup besar dari peme­rintah pusat, tapi kesejahteraan petani belum berubah nyata. “Itu disebabkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap para petani dan banyaknya masalah yang terjadi di sektor pertanian,” tuturnya.
Persoalan di bidang pertanian itu, sebutnya, gagal panen karena sawah mengalami kekeringan, banjir, serangan hama dan lainnya.
Selain itu, masih banyak masya­rakat yang menjual sawah atau menggadaikan sawahnya demi kebutuhan pendidikan anak-anak­nya. Persoalan lainnya ialah terja­di­nya tindak pidana korupsi di instansi teknis.
Di bagian lain, mahasiswa juga menilai masih banyak petani yang kurang memahami pengetahuan dan mengelola pertanian meskipun lahan pertanian di Aceh masih sangat besar. “Ini disebabkan minimnya sosia­lisa­si dan pendampingan terha­dap pe­tani. Seharusnya, pemerintah seri­us menangani persoalan tersebut,” tuturnya.
Berbagai kondisi di atas meru­pakan contoh bahwa Pemerintah Aceh tidak memiliki niat membantu petani dalam meningkatkan kesejahteraannya.
Untuk itu, mahasiswa meminta Pemerintah Aceh serius memperhatikan nasib petani yang selama ini belum sejahtera dengan memerapkan program-program prioritas, membangun infrastruktur pertanian, seperti irigasi, dan lainnya. [Analisa]

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv