ilustrasi Tim Silat |
"Hasil ini sangat membanggakan kita dan sama sekali tak pernah terpikir bisa meloloskan pesilat sebanyak itu ke final," ungkap Kadispora Aceh, Asnawi SPd MSi.
Menurut dia, tidak usah semuanya merebut medali emas juga sudah bagus. Bahkan bagi dia bisa meraih tiga medali emas saja sudah cukup. Untuk itu, Asnawi juga sudah memerintahkan atlet dan ofisial yang sudah tidak bertanding bersama-sama memberikan dukungan kepada para pesilat Aceh yang akan berlaga di final.
Ofisial Silat Aceh, Beni Arifto didampingi pelatih Marlon juga mengaku tidak percaya bisa meloloskan pesilat sebanyak itu ke final.
"Mungkin ini berkat doa masyarakat Aceh, sehingga bisa sukses seperti ini. Kita berharap anak-anak tampil konsisten di final nanti, sehingga bisa membawa pulang medali sebanyak-banyaknya,” ujar Beni diamini Marlon.
Keperkasaan tim pencak silat Aceh diawali dengan kemenangan Rahmat Rahardi di kelas A putra yang menundukkan Ilham Saputra (Jambi). Disusul Nurul Apriyanti (B putri) yang menyingkirkan pesilat Kepri. Selanjutnya, Irsalina mengandaskan Nabila K (Riau) di kelas E putri.
Tak mau kalah, Rizki Zulfa (F putra) juga mengalahkan Julian Hadiyan (Babel) diikuti Nurul Alfisa menundukkan Anggita Rani (Jambi) di kelas F putri. Selanjutnya, Nurhayati yang berlaga di kelas G putri menang telak atas Yosi Yolanda (Sumbar) dan M Diva melengkapi tujuh pesilat Aceh ke final dengan menyikat Wadarsyah (Kepri).
Sayang, keberhasilan pencak silat tidak diikuti tenis lapangan dan tenis meja (putra/putri) yang harus tersingkir lebih awal di babak penyisihan grup. Cabor bulutangkis putra dan putri Aceh masih memiliki harapan lolos ke semifinal, dengan catatan putri Sumut mengalahkan Sumbar dan putra Aceh mengalahkan Sumbar. [Antara]
EmoticonEmoticon