Teuku Riefky Harsya |
"Kunjungan kami ke sini untuk mencari berbagai masukan terkait dengan penerapan kurikulum 2013, dan ke Aceh ini merupakan agenda pertama kunjungan kami ke daerah," kata Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya di Banda Aceh, Jumat.
Agenda kunjungan pertama Komisi X DPR itu sebagai bentuk dukungan terhadap kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan di provinsi ujung paling barat Indonesia ini, kata politisi Partai Demokrat itu.
Dalam pertemuan tersebut, Komisi X didampingi Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Kepala Dinas Pendidikan provinsi Anas M Adam dan Asisten II Azhari Hasan. "Komisi X tidak ada lagi KMP atau KIH, kita sama-sama," kata Riefky menambahkan.
Dijelaskan, kunjungan itu juga untuk melihat kendala di lapangan terhadap penerapan kurikulum 2013. Termasuk juga revisi yang diperlukan terhadap pelaksanaan dan penerapan kurikulum 2013 itu.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMUN 1 Banda Aceh Khairul Razi menyatakan pihaknya mendukung dan meminta agar kurikulum 2013 itu segera diterapkan , namun jangan dipaksakan.
"Kurikulum 2013 itu harus jalan, tapi jangan dipaksakan. Namun, buku kurikulum 2013 itu juga jangan lagi terlambat sampai ke daerah-dfaerah, kasihan siswa seperti kelinci percobaan," katanya menjelaskan.
Anggota Majelis Permusyawaratan Daerah (MPD) Murniati menjelaskan permasalahan yang diperkirakan masih menganjal untuk menjalankan proses pendidikan di Aceh adalah adanya daerah atau sekolah yang kekurangan guru.
"Guru, terutama yang PNS itu masih kurang, seperti di Kabupaten Simeulue saat ini satu sekolah hanya diisi oleh tiga orang guru. Guru merangkap sebagai kepala sekolah, sekaligus bendahara dan teknisi. Itu tidak efektif untuk proses belajar dan mengajar," katanya. [Ant, Seruu]
EmoticonEmoticon