tari saman, salah satu budaya Gayo yang akan dibukukan |
AcehXPress.com | Hasil seminar asal-usul budaya Gayo yang diikuti lima kabupaten bertetangga akan segera dibukukan untuk dibagikan kepada masyarakat Gayo. Kegiatan seminar secara resmi telah ditutup oleh Bupati Galus Ibnu Hasim di Balai Musara Blangkejeren pada Rabu (26/11) malam.
Pada kegiatan tersebut dihadiri Muspida plus dan para jajaran kepala dinas, badan, kantor, serta narasumber dari kabupaten tetangga, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Timur, Nagan Raya dan Tanah Karo, serta undangan lainnya.
Ketua Tim Perumus Seminar Asal-Usul Budaya Gayo, Drs Bunyamin, Kamis (27/11) mengatakan hasil seminar yang disampaikan para narasumber akan dibukukan sesuai dengan hasil rekomendasi. “Pelaksanaan seminar ini berbeda dengan lainnya, karena tidak ada pembanding,” sebutnya.
Menurutnya, dalam seminar itu hanya ada pembanding spontan yang diikuti beberapa kabupaten peserta yaitu dari Galus, Bener Meriah dan Takengon. Ditambahkan, tim perumus juga tetap menerima masukan dari peserta seminar melalui tulisan.
“Seminar ini akan menjadi agenda rutin setiap tahun yang dilaksanakan secara bergilir oleh kabupaten tetangga.” ujarnya. Dia mengungkapkan hal lainnya, perlunya penelurusan dan pendokumentasian jejak-jejak Gayo yang ada di seluruh dunia.
Lanjutnya, perlunya pembangunan museum Kerajaan Gayo di Linge, kemudian warga Gayo akan memfasilitasi kedatangan Presiden RI Ir Joko Widodo ke tanah Gayo. Dia mengungkapkan, Presiden RI ke-7 itu juga pernah tinggal di Gayo sebelumnya. Kemudian, akan membuat kamus bahasa Gayo dan bahasa Gayo akan menjadi pelajar muatan lokal di sekolah.
Dalam kesempatan yang sama, ketua panitia Drs Djamaludin Ilyas meminta izin kepada Bupati Galus, agar memberi waktu sekitar 10 hari untuk menyusun hasil seminar asal usul budaya Gayo menjadi sebuah buku. “Beberapa pun banyaknya hasil seminar maupun masukan lainnya akan dimasukkan dalam buku ini nantinya,”sebut Djamaluddin Ilyas.
Seperti dilansir sebelumnya, Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) menetapkan pargelaran tari Saman massal di Stadion Seribu Bukit, Kabupaten Gayo Lues (Galus), Senin, 24 November 2014 sebagai ‘Sejarah Superlatif Rekor Dunia.’
Kegiatan kolosal yang diikuti 5.057 penari atau melebihi dari perkiraan sebelumnya sebanyak 5.005 orang tersebut juga ditandai dengan penyerahan duplikat sertifikat dari Unesco, yaitu pengakuan dari lembaga resmi PBB terhadap keaslian, keunikan, dan nilai-nilai sejarah di dalam tari Saman itu sendiri. Momentum bersejarah tersebut juga disaksikan sejumlah anggota DPR Aceh, DPRK Galus, dan undangan dari kabupaten/kota lainnya. [Serambi]
EmoticonEmoticon