unjuk rasa mahasiswa UMI, makassar |
Menurut juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Komisaris Besar Endi Sutendi, Arief, warga Jalan Pampang 1, Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, tewas setelah kepalanya terbentur aspal.
Berikut kronologi kejadian versi polisi, Kamis:
Pukul 15.45
Unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dimulai. Saat itu, para pengunjuk rasa dari mahasiswa Universitas Muslim Indonesia mencoba menerobos masuk kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Namun, aparat kepolisian mencoba mencegahnya. Kemudian para pengunjuk rasa melempari petugas dengan batu. Polisi pun langsung membubarkan demonstran.
Pukul 17.00
Pengunjuk rasa kembali mendatangi kantor Gubernur. Mereka melempari kantor Gubernur. Kepolisian mencoba membubarkan paksa para pengunjuk rasa dengan gas air mata dan water cannon. Kemudian mereka lari dan berdesak-desakan. Arief, yang sehari-hari mencari uang dari mengatur arus lalu lintas ("pak ogah"), terjebak dalam kerumunan massa. Saat itulah Arief terjatuh dan kepalanya terbentur aspal, kemudian terinjak oleh pengunjuk rasa. Polisi lalu membawa Arief ke Rumah Sakit Ibnu Sina.
Pukul 18.45
Arief mengembuskan napas terakhir lantaran mengalami pendarahan. [Tempo]
EmoticonEmoticon