Imran Nisam |
Dimulai
dengan pembacaan surat keputusan Gubernur Aceh tentang pengangkatan 45 anggota
Dewan Aceh Utara tersebut oleh Sekretaris Dewan, Abdullah Hasbullah, dan
kemudian dilakukan prosesi pengambilan sumpah yang dilakukan oleh Ketua
Pengadilan Negeri (PN) Lhoksukon, Abdul Aziz.
Pelantikan
tersebut mendapat respon dari Eks Kombatan wilayah pasee, Imran Nisam,
menurutnya Sebagai Eks kombatan tentunya dirinya harus memiliki sikap optimis terhadap
para anggota dewan terpilih yang dilantik hari ini. Dengan harapan, kata Imran,
apa yang menjadi cita-cita perjuangan sebelumnya akan selalu menjadi agenda
utama dalam setiap tindakan dan kebijkan yang diambil.
“Terlebih
dahulu saya mengucapkan selamat dan sukses kepada anggota DPRK Aceh Utara yang
baru saja dilantik, semoga saudara tidak akan mengecewakan rakyat yang telah
memberi kepercayaan untuk memperjuangkann aspirasi rakyat sesuai dengan
janji-janji politik yang disampaikan pada saat kampanye,” ujarnya, Senin sore
(1/9/2014).
Menurutnya,
dalam sejarah dan praktek politik yang sering terjadi anggota dewan terpilih
sering sekali gagal memenuhi janjinya pada saat kampanye dan kebiasaan jika sudah
duduk dikursi DPR maka kepentingan rakyat menjadi agenda terakhir dari anggota
dewan yang sudah terpilih.
“Saya
tentunya mendapatkan banyak informasi dan keluhan dari rakyat menyangkut dengan
peningkatan mutu pendidikan, pelayanan kesehatan, menciptakan lapangan kerja,
seyogiyanya dewan terpilih bekerja secara terus menerus dalam perbaikan hal
ini, praktek dan model lama dengan sistem tembak pos (sekali hantam) agar bisa
dihilangkan,” ungkap Imran.
Sifat-sifat
pragmatisme dan pandangan konservatir dalam pengambilan keputusan harus
dihindari, karena sebuah jabatan bukan hanya persoalan hubungan horizontal
antara dewan dengan rakyat, tetapi juga hubungan vertilkal antara dewan dengan
sang pencipta ALLAH SWT.
“Sebagai
Eks kombatan, masyarakat Aceh dan tentunya harapan kita bersama pada anggota
dewan terpilih, jadilah sebagai wakil rakyat yg amanah untuk membawa perubahan
dalam berbagai aspek kehidupan, model politik belah bambu (plah trieng) dalam
penganggaran dana aspirasi untuk lebih mengutamakan rakyat yang paling
membutuhkan, diluar rutinitas tupoksi dewan mengenai budgeting, controling dan
legislasi, juga harus mengutamakan implentasi agenda-agenda perdamaian yang
belum selesai sampai hari ini,” tutupnya kepada AcehXPress.com. [Chairul Bahri]
EmoticonEmoticon