AcehXPress.com | Banda Aceh - Seragam loreng hijau lengkap baret membuat mereka tampil lebih gagah. Di atas panggung ukuran 4x4 meter, mereka duduk bersila. Tangan mereka memegang alat musik tradisional. Sementara di barisan depan di antara empat pria berbaju loreng, duduk dua remaja berpakaian muslim. Tangan keduanya memegang mikrofon.
Secara bersamaan, mereka memainkan alat musik tepuk yang terdiri dari kepak marawis, dumbuk pinggang dan lainnya. Lagu-lagu pujian atau salawat kepada Nabi Muhammad SAW menggema. Sebagian pengunjung yang hadir mendekat ke panggung dan sebagian lainnya memilih berdiri di bawah tenda besar.
Sejumlah pria mengenakan loreng hijau lengkap baret di atas panggung bukan warga sipil yang bergaya dengan seragam tentara. Mereka adalah prajurit TNI dari kesatuan Bataliyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 16 / Dhika Anoraga di Indrapuri Aceh Besar, Aceh. Sejak 2013 silam, mereka membentuk sebuah grup kesenian marawis bernama Marawis Yon Zipur.
Siang kemarin, grup kesenian Marawis Yon Zipur tampil dengan dua lagu Islami di Pesantren Oemar Diyan, Indrapuri Aceh Besar. Lagu pertama merupakan lagu khas marawis yang dinyanyikan dalam bahasa Arab. Liriknya tentang kerinduan dan pujian seorang umat kepada sang pencipta. Sementara lagu kedua yaitu 'Si Udin Bertanya' yang dipopulerkan oleh grup band Wali.
"Seharusnya kami hari ini tampil empat lagu, tapi karena tidak cukup waktu hanya bisa tampil dua lagu," kata ketua Marawis Yonzipur, Praka Trisno A. P kepada detikcom saat ditemui usai acara, Sabtu (20/9/2014).
Grup kesenian ini dibentuk sekitar 1,5 tahun silam. Tujuannya untuk melaksanakan teritorial dalam bidang kesenian dengan salawat. Selama kurun waktu itu, mereka sudah pernah tampil disejumlah tempat di Aceh Besar dan Banda Aceh saat acara maulid maupun Isra Mi’raj. Sekali tampil, mereka kadang melantunkan lagu-lagu Islami maupun salawat hingga 11 lagu.
Kesenian marawis di Aceh boleh dibilang masih langka. Maklum, musik yang memiliki unsur keagamaan ini merupakan kolaborasi antara kesenian Timur Tengah dan Betawi. Untuk alat musiknya pun, harus didatangkan langsung dari Jakarta.
"Grup marawis kami merupakan yang pertama di Aceh. Untuk alat musiknya kami beli di Jakarta," jelas Trisno.
Dalam memainkan musik marawis terdapat tiga nada tiga jenis pukulan atau nada, yaitu zapin, sarah, dan zahefah. Pukulan-pukulan itu seusuai dengan tempat mereka tampil. Pukulan zapin biasanya untuk mengiringi lagu-lagu pujian atau salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebab tempo yang digunakan dalam pukulan zapin tidak terlalu menghentak. Sedangkan pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin dan zahefah mengiringi lagu di majelis.
Bukan hanya Yon Zipur yang membentuk grup kesenian di Aceh. Sejumlah kesatuan TNI di tanah Rencong juga mulai membentuk grup kesenian maupun berkolaborasi dengan pemain yang sudah ada seperti bermain Barongsa, dan Likok Pulo, salah satu tarian khas serambi Mekkah. Penampilan mereka diberbagai acara mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
Selain itu, tujuan pendirian grup kesenian di kesatuan TNI juga untuk membantah pemikiran masyarakat yang berangkapan TNI hanya jago bertempur. Menurut Trisno, Yon Zipur juga berperan dalam membangun pembangunan masyarakat seperti jalan raya dan lainnya.
"Disitulah kami berperan dalam teritorial dan dekat dengan rakyat. Dan kami ingin membuktikan bahwa kami sanggup menghidupkan kesenian marawis yang seimbang dengan rebana," ungkapnya.
Anggota marawis Yon Zipur berjumlah 18 orang termasuk vokalis. Mereka yang tergabung dalam grup ini mempunyai kemampuan memainkan alat musik tersebut dan juga rajin beribadah. Hal itu disebabkan karena musik marawis berhubungan dengan salawat dan keagamaan.
Membentuk grup kesenian merupakan salah satu cara TNI untuk berbaur dengan masyarakat. Maklum saat konflik masih berkecamuk di Aceh sebelum perdamaian 15 Agustus 2005 silam, masyarakat membenci TNI. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya masyarakat sipil yang menjadi korban maupun sasaran kekerasan.
Namun beberapa tahun pascaperdamaian, masyarakat Aceh mulai kembali bergaul dengan aparat TNI. Saat kesenian marawis ditampilkan Yon Zipur kemarin, masyarakat yang menghadiri Apel Tahun Pesantren Oemar Diyan terlihat antusias menyaksikannya. Bahkan, tak sedikit warga yang mengobrol dengan sejumlah prajurit usai acara.
"Intinya kami ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa kami TNI bisa dan mampu untuk berbaur dengan masyarakat di Aceh untuk menjaga perdamaian demi keutuhan NKRI," jelas Trisno. []
Detik
EmoticonEmoticon