Presiden Afganistan, Hamid Karzai |
AcehXPress.com | Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, menolak rumah mewah yang telah disiapkan negara setelah dia pensiun nanti. Menurut Karzai, dari segi ukuran, rumah itu jauh melebihi standar rumah orang Afghanistan pada umumnya, sehingga lebih sesuai digunakan sebagai rumah tamu.
Dilansir dari laman Tribune Pakistan, Kamis 11 September 2014, lokasi kediaman Karzai sangat dekat dengan Istana Kepresidenan Afghanistan. Oleh sebab itu, sempat memunculkan rumor, dia masih ingin dekat dengan kekuasaan walau sudah pensiun.
Namun, dia berubah pikiran dan menetapkan rumah yang baru dibangun itu sebagai kediaman tamu bagi para pejabat asing dan pengunjung lain yang tengah berkunjung ke ibukota Kabul untuk bertemu Presiden selanjutnya. Sementara, setelah Karzai pindah dari Istana, dia telah memilih tinggal di kediaman pribadi yang jauh lebih sederhana.
"Rumah yang seharusnya untuk Presiden yang telah pensiun telah dibangun dan diresmikan hari ini," ungkap juru bicara Presiden, Aimal Faizi.
Menurut Faizi, Karzai tidak berubah pikiran di menit-menit terakhir. Sejak minggu-minggu sebelumnya, ketika dia berkunjung melihat proyek itu, Karzai, ungkap Faizi, menilai rumah tersebut terlalu mewah.
"Menurut dia, rumah itu jauh dari standar hidup warga Afghanistan biasa. Sehingga, tidak sesuai untuk kediaman masa depannya. Dia mengatakan rumah itu lebih cocok untuk rumah tamu bagi pejabat negara," imbuh Faizi.
Dia melanjutkan, Karzai akan menempati rumah biasa yang digunakan oleh warga Afghanistan pada umumnya.
"Rumahnya bukan rumah baru dan publik akan segera mengetahui di mana lokasinya," kata dia.
Pengamanan Ketat
Kendati begitu, pengamanan bagi Karzai tetap ketat. Dia akan pindah ke rumah tersebut dengan istri, Zeenat dan ketiga anaknya.
"Presiden akan segera meninggalkan Istana secepatnya setelah hasil pemilu diumumkan dan Presiden baru ditentukan," tutur Faizi.
Karzai telah menyerukan kepada kedua calon Presiden, Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani, untuk mengakhiri kebuntuan mengenai pemilu. Keduanya hingga saat ini masih saling klaim sebagai pemenang pemilu.
Hal tersebut, kata Karzai, justru menguatkan pemberontak Taliban, membuat perekonomian Afghanistan lemah dan membahayakan militer internasional dan bantuan kemanusiaan yang dikirim ke sana.
Karzai telah berkuasa memimpin Afghanistan sejak kejatuhan rezim Taliban di tahun 2001. []
Vivanews
EmoticonEmoticon