Ilustrasi |
Sepanjang 2014, sudah 14 gajah sumatera ditemukan tewas di antaranya Januari terdapat 2 ekor gajah tewas, April 2 ekor di Aceh Barat kehilangan gading, dan Krueng Sabe, Aceh Jaya satu ekor. Selain itu, gajah mati juga ditemukan di Aceh Timur dan di Lauser, Aceh Tenggara. Pada 2013, gajah yang ditemukan mati juga 14 ekor.
Staf Komunikasi WWF Aceh, Chik Rini, mengatakan, gajah tersebut ditemukan mati antaranya disebabkan karena dibunuh maupun sakit. Rata-rata gajah ini ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan dan gadingnya hilang.
"Ini harus segera diatasi, kalau tidak angka kematian gajah di Aceh akan semakin meningkat," kata Chik Rini kepada wartawan, Selasa (25/11/2014).
Dari beberapa gajah yang ditemukan mati, kata Chik Rini, ditemukan dalam kondisi gading hilang. Hal itu membuatnya menduga ada mafia gading gajah yang sedang bermain di Aceh. Dari hampir semua kasus matinya gajah yang dibunuh, belum ada tersangka yang dibawa pengadilan.
Selain dibunuh, gajah yang mati di Aceh juga disebabkan karena tersetrum listrik di perkebunan warga seperti yang terjadi di Aceh Jaya, Pidie dan Aceh Tenggara. "Kami mengimbau dinas terkait untuk memperingatkan warga agar tidak memasang alat setrum di perkebunan," harapnya.
Menurutnya, jika aksi pembunuhan gajah ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan muncul gajah soliter yaitu kelompok gajah dalam jumlah besar dan akan terjadi konflik satwa yang lebih parah.
"Konflik gajah di Aceh akan semakin parah jika kasus pembunuhan gajah ini tidak segera di atasi," ungkapnya. [Detik]
EmoticonEmoticon