Ilustrasi |
ACEHXPress.com | Banda Aceh - Meski pemerintah akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar senilai Rp 2.000/liter mulai Selasa (18/11), nelayan di Banda Aceh tetap melaut. Namun, mereka menekankan pentingnya ketersediaan solar bersubsidi tersebut.
“Bagi kami, tidak ada pengaruh kenaikan harga minyak. Mau berapa naiknya terserah, yang penting persediaannya ada,” kata nelayan di Lampulo, Yudi, kepada wartawan.
Bagi nelayan, yang terpenting Pertamina menyediakan solar bersubsidi saat mereka butuhkan serta tidak dibatasi. Kesulitan yang dialami nelayan hanyalah jika solar tersebut tidak ada.
“Itu yang membuat kami susah. Tapi dengan kenaikan harga BBM ini kemungkinan nanti harga ikan akan naik,” tuturnya.
Pantauan wartawan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Lampulo, Selasa (18/11) siang, terlihat sepi karena belum adanya pasokan dari Pertamina. Sejumlah nelayan terpaksa antre.
“Hari ini, belum ada pasokan minyak. Sudah habis sejak kemarin (Senin, 17/11) siang,” kata penjaga SPBN Lampulo, Amiruddin Syah seraya menyatakan tidak tahu pasti kapan pasokan dari Pertamina itu tiba.
Menurutnya, di SPBN itu pasokan solar biasa mencapai 6,3 ton/hari atau dalam 198 ton/bulan. Sebelum dibatasi Pertamina pada Agustus 2014, pasokan mencapai 16 ton/hari.
Menurutnya, dengan 198 ton perbulan atau 6,3 ton/hari pasokan solar, tidak mencukupi untuk kebutuhan nelayan. Pasokan itu hanya mencukupi untuk kebutuhan 2-3 kapal berukuran besar yaitu 30-35 GT yang kebutuhannya bisa mencapai dua ton untuk sekali melaut.
Itu juga belum termasuk untuk kapal berukuran kecil, seperti 7 GT yang membutuhkan bahan bakar sebanyak 90 liter sekali melaut.
Jika kekurangan stok atau tidak ada pasokan sama sekali, banyak nelayan yang mengeluh dan kecewa. Mereka terpaksa membeli di SPBU, namun harus menunjukkan surat rekomendasi dari panglima laut atau Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian (DKPP) Kota Banda Aceh. Jumlah pembeliannya juga dibatasi.
“Kadang nelayan sulit mendapatkan surat itu karena dinas tidak bekerja pada hari libur,” jelasnya.
Hasil pantauan di SPBU Kampung Mulia, Kecamatan Kuta Alam, sejumlah nelayan mengisi solar bersubsidi dengan membawa jeriken dan memperlihatkan surat rekomendasi tersebut kepada petugas SPBU. Jumlah pembelian mereka bervariasi, tergantung muatan kapalnya. [Analisa]
EmoticonEmoticon