![]() |
Peragaan senyum anak tsunami itu akan dipersembahkan saat peringatan lima tahun tsunami di Aceh 26 Desember. ANTARA/Ampelsa |
"Pasca-tsunami Aceh, kami menampung sekitar 150 anak untuk mendapatkan pengasuhan alternantif," kata Anna Joestiana, koordinator SOS Children's Aceh saat ditemui di kantornya, Desa Taruna, Banda Aceh, Sabtu," 15 November 2014.
Ano, begitu pria asal Bandung itu disapa, mengatakan anak yang berusia balita hingga 12 tahun tersebut kini sebagian besar sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas hingga perguruan tinggi. Terdapat pula yang masuk ke dunia kerja. "Kalau sudah mandiri, kami kembalikan ke masyarakat atau keluarganya kalau masih ada," ujarnya.
Tsunami Aceh terjadi 10 tahun lalu, tepatnya Ahad 26 Desember 2004. Tsunami yang terjadi setelah gempa dahsyat melanda laut Sumatera itu menyapu bersih daerah pesisir Banda Aceh. Ombak yang menggulung daratan mengakibatkan korban jiwa yang diperkirakan mencapai 227 ribu lebih.
Lembaga swadaya masyarakat turut andil memberi bantuan kepada para korban. Salah satunya SOS Children, lembaga yang bergerak pada bidang perlindungan anak.
Ano, melalui lembaganya merekrut anak-anak yang kehilangan orang tua dan sanak keluarganya di tenda-tenda pengungsian. Mulanya SOS mengontrak sejumlah rumah untuk menampung anak korban tsunami tersebut. Namun sejak 2007, mereka menempati bangunan di atas tanah seluas 22 ribu hektare di Desa Taruna, sekitar 30 menit dari kota Banda Aceh.
Tanah tersebut kini berisi 25 gedung yang 15 di antaranya merupakan tempat tinggal anak korban tsunami. Setiap rumah, kata Ano, dibimbing satu ibu asuh yang bertanggungjawab memberi kasih sayang layaknya seorang ibu kandung kepada anak-anaknya. Mereka adalah janda yang sebagian korban tsunami. "Tiap hari anak-anak diberi bimbingan untuk melepaskan trauma tsunami dengan bermacam kegiatan," ucapnya.
Walhasil SOS tidak hanya mampu menyekolahkan anak korban tsunami, sejumlah generasi muda yang berprestasi lahir di sana. Salah satunya adalah Mistahul Jannah, 17 tahun, yang sukses meraih medali emas pada sejumlah turnamen taekwondo tingkat provinsi.
Pada 10 tahun setelah bencana besar tersebut, S0S menggelar peringatan bencana tsunami dengan mengadakan bermacam kegiatan. Mulai dari pentas tari, lomba menggambar, drama tentang stunami, hingga pembacaan puisi. Semua peserta kegiatan adalah anak asuh lembaga swadaya tersebut. [Tempo]
EmoticonEmoticon