AcehXPress.com | Penelusuran prostitusi Dolly dan Jarak melalui online atau yang dikenal E-Dolly, perlahan membawa Surya (Tribunnews.com Network) masuk dunia prostitusi lebih besar. Namanya E-Prostitusi.
Inilah prostitusi online yang sebenar-benarnya. Di sini kelihatan sekali, perempuan eks Dolly dan Jarak hanyalah bagian kecil dan relatif baru.
Tidak terlalu sulit menemukan ayam-ayam yang membanjiri jagat online.
Anda yang menjadi pengguna media sosial Twitter, cobalah sesekali masukkan kata kunci yang identik dengan prostitusi ke kotak pencarian.
Dalam sekejap akan bermunculan puluhan akun berlatar gambar atau foto perempuan syur.
Mulai dari yang berbusana lengkap, setengah badan, hingga gambar perempuan yang kehilangan pakaian sama sekali.
Di forum underground (UG) ini, kita bisa mendapatkan informasi panti pijat plus-plus di setiap kota.
Mahasiswi itu mempercepat langkah memasuki hotel. Ia sudah terlambat hampir satu jam dari agenda.
Tapi, jadwal yang akan dijalani di hotel tengah Kota Surabaya itu bukan seminar.
Papan informasi hotel menunjukkan, siang itu tidak ada agenda seminar ataupun kegiatan akademis di sana.
Mahasiswi itu bernama Andin. Itu nama yang biasa dikenalkan pada para kolega yang baru dikenal via Twitter atau media sosial lainnya.
Usia Andin baru memasuki 20 tahun.
"Maaf mas agak terlambat,” kata mahasiswi semester tiga itu kepada Surya, yang sudah hampir satu jam menunggunya.
Ia tidak langsung melanjutkan bicara. Butuh waktu beberapa saat untuk membersihkan wajah dengan tisu bawaannya. Ada keringat di wajah setelah berjalan cepat menuju lobi hotel.
Sebelum menuju hotel, Andin lebih dulu mengikuti kuliah. Kegiatan utama itu pula yang membuatnya terlambat menepati janji.
Andin menemui Surya(Tribunnews.com Network) , seperti menemui kolega-kolega yang biasa memintanya layanannya.
Ia baru curiga lantaran Surya(Tribunnews.com Network) tidak segera mengajaknya meninggalkan lobi hotel.
Padahal, biasanya para kolega tak mau banyak buang waktu untuk ngobrol di ruang terbuka. Umumnya, begitu Andin datang, mereka langsung mengajak masuk kamar.
Melihat Andin curiga, Surya(Tribunnews.com Network) lalu membuka jati diri. Meski kaget, Andin akhirnya bersedia melanjutkan transaksi dengan layanan berbeda.
Bukan layanan menikmati seks, tapi layanan cerita pengalaman menjadi penjaja seks lewat dunia online.
Tarif layanan, tetap sama, Rp 800.000. Itu sudah termasuk DP (uang muka) yang terbayar lewat transfer e-banking sehari sebelumnya.
“Kurang lebih sudah setahun ini mas. Ya bareng dengan teman-teman (mahasiswi) lain,” tuturnya.
Andin mengaku dirinya terseret dunia hitam itu karena butuh biaya melanjutkan hidup.
Selain menghidupi diri, ia harus menanggung hidup dan pendidikan adiknya yang kini duduk di kelas VII (SMP).
“Kalau saja bapak dan ibu masih hidup, mungkin saya tidak sampai begini,” tutur remaja yang mengaku yatim piatu itu.
Selama setahun menjalani kegiatan itu, Andin kenal cukup banyak mahasiswi, yang juga menjadi ayam.
“Rata-rata memang membuat kelompok. Saya juga punya kelompok,” jelasnya.
Sebagian malah membentuk kelompok dan jaringan antar-kota. Mereka mau melayani hingga booking di luar kota. [tribunnews]
Ada pula yang pakai makelar atau germo, yang biasanya juga teman atau anggota kelompok itu sendiri.
EmoticonEmoticon