AcehXPress.com | Bahasa Indonesia akan diajarkan di taman kanak-kanak (TK) Australia.
Pemerintah Federal Australia saat ini sedang mencari sekitar 40 playgroup untuk berpartisipasi dalam proyek selama satu tahun tersebut.
“Sebagai sebuah negara pulau yang ikut berpartisipasi dalam perekonomian global, kemampuan berkomunikasi dalam berbagai bahasa semakin penting bagi warga Australia, dan ini sangat diperlukan bagi keberhasilan ekonomi kita di masa depan,” kata Menteri Muda Bidang Pendidikan Australia, Sussan Ley, dikutip AcehXPress.com dari laman ABC Internasional, Rabu 17 September 2014.
Di Australia, playgroup atau masa pra sekolah adalah tempat di mana anak-anak yang berusia antara tiga sampai lima tahun mendapatkan asuhan dan biasanya diisi dengan kegiatan bermain dan kontak sosial dengan teman-teman sebaya, sebelum mereka masuk ke sekolah dasar.
Dalam proyek uji coba yang dimulai tahun 2015 itu, selain Bahasa Indonesia, murid TK di Australia juga diajarkan bahasa Mandarin, Jepang, Perancis, dan bahasa Arab. Nantinya, dalam uji coba tersebut, anak-anak pra sekolah ini akan belajar bahasa lewat app di komputer.
“Anak-anak sekarang sudah mengenal komputer sejak kecil, sehingga belajar bahasa lewat peralatan elektronik ini merupakan pendekatan yang tepat,” tambah Ley.
Namun program ini memunculkan pro dan kontra. Terutama mengenai pentingnya belajar bahasa kedua dan kapan seorang anak mulai belajar bahasa baru sering kali menghiasi media. Banyak orangtua yang khawatir bahwa belajar bahasa kedua terlalu dini akan menciptakan kebingungan.
Namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa pelajar yang belajar bahasa asing mencapai hasil tes lebih baik dibandingkan mereka yang hanya bisa berbicara satu bahasa saja. Penelitian juga menunjukkan bahwa mulai dari usia tiga tahun, seorang anak siap untuk belajar sebuah bahasa baru.
Salah seorang guru bahasa Spanyol, Olga Lucia Ramirez, yang berasal dari Kolombia, bahkan sudah mengajarkan bahasa Spanyol bagi anak-anak di playgroup-nya selama dua tahun terakhir.
“Salah satu manfaatnya adalah bahwa mereka bisa belajar budaya lain, dan mereka belajar konsep bahwa tidak semua orang itu sama, bahwa kita semua tidak berbicara dalam satu bahasa saja, meskipun tinggal dalam satu negara,” kata Ramirez.
“Kami mendapatkan reaksi positif dari anak-anak maupun dari orang tua mereka,” tambah Tamirez. []
“Sebagai sebuah negara pulau yang ikut berpartisipasi dalam perekonomian global, kemampuan berkomunikasi dalam berbagai bahasa semakin penting bagi warga Australia, dan ini sangat diperlukan bagi keberhasilan ekonomi kita di masa depan,” kata Menteri Muda Bidang Pendidikan Australia, Sussan Ley, dikutip AcehXPress.com dari laman ABC Internasional, Rabu 17 September 2014.
Di Australia, playgroup atau masa pra sekolah adalah tempat di mana anak-anak yang berusia antara tiga sampai lima tahun mendapatkan asuhan dan biasanya diisi dengan kegiatan bermain dan kontak sosial dengan teman-teman sebaya, sebelum mereka masuk ke sekolah dasar.
Dalam proyek uji coba yang dimulai tahun 2015 itu, selain Bahasa Indonesia, murid TK di Australia juga diajarkan bahasa Mandarin, Jepang, Perancis, dan bahasa Arab. Nantinya, dalam uji coba tersebut, anak-anak pra sekolah ini akan belajar bahasa lewat app di komputer.
“Anak-anak sekarang sudah mengenal komputer sejak kecil, sehingga belajar bahasa lewat peralatan elektronik ini merupakan pendekatan yang tepat,” tambah Ley.
Namun program ini memunculkan pro dan kontra. Terutama mengenai pentingnya belajar bahasa kedua dan kapan seorang anak mulai belajar bahasa baru sering kali menghiasi media. Banyak orangtua yang khawatir bahwa belajar bahasa kedua terlalu dini akan menciptakan kebingungan.
Namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa pelajar yang belajar bahasa asing mencapai hasil tes lebih baik dibandingkan mereka yang hanya bisa berbicara satu bahasa saja. Penelitian juga menunjukkan bahwa mulai dari usia tiga tahun, seorang anak siap untuk belajar sebuah bahasa baru.
Salah seorang guru bahasa Spanyol, Olga Lucia Ramirez, yang berasal dari Kolombia, bahkan sudah mengajarkan bahasa Spanyol bagi anak-anak di playgroup-nya selama dua tahun terakhir.
“Salah satu manfaatnya adalah bahwa mereka bisa belajar budaya lain, dan mereka belajar konsep bahwa tidak semua orang itu sama, bahwa kita semua tidak berbicara dalam satu bahasa saja, meskipun tinggal dalam satu negara,” kata Ramirez.
“Kami mendapatkan reaksi positif dari anak-anak maupun dari orang tua mereka,” tambah Tamirez. []
EmoticonEmoticon