![]() |
Ribuan umat muslim berdoa di Jabal Rahma |
Wasin pun dibujuk oleh rekan-rekannya, para calon haji dari kelompok terbang (kloter) 30 Bekasi. Ketua rombongan kloter 30, Siti Rohmah, mengatakan Wasin mulai gelisah saat acara pelepasan rombongan haji asal Kabupaten Bekasi di Gedung Wibawa Mukti, Kamis pagi. Wasin terus merengek meminta pulang meski sudah tiba di Asrama Haji dan bersiap berangkat menuju Bandara Halim Perdanakusuma. Untuk menenangkannya, Siti dan anggota kloter 30 meminta nenek yang sehari-hari tinggal di Subang itu untuk tetap tenang dan banyak beristigfar.
Wasin yang diduga sudah pikun ternyata menunaikan ibadah haji tanpa didampingi keluarga. Siti menduga hal itu yang membuat Wasin ketakutan. Beruntung, setelah bertemu dengan dua anaknya yang bernama Yayah dan Lili, Wasin bersedia berangkat. "Ketakutan karena tidak ada teman," ujar Yayah setelah menenangkan ibunya. Padahal, tutur Yayah, Wasin memiliki cucu yang bekerja di Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi, yang akan menemaninya setiba di Tanah Suci.
Yayah mengatakan ibunya sering lupa karena faktor usia. Butuh waktu cukup lama bagi Yayah dan adiknya untuk meyakinkan sang ibu agar mau berangkat. Wasin pun diperbolehkan berangkat setelah keluar rekomendasi kesehatan fisik dari Tim Kesehatan Jemaah Haji. Kepala Bidang Penerimaan dan Pemberangkatan Haji, Shobirin, menuturkan kasus serupa juga terjadi pada musim haji tahun ini. Menurut dia, jika tidak memiliki pendamping, calon haji yang bersangkutan dianjurkan bergabung dengan kelompok bimbingan supaya ada yang saling memperhatikan. "Ini harus menjadi perhatian keluarganya," ujarnya.[]
Tempo
EmoticonEmoticon