ACEHXPress.com | Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tak perlu menunggu lama pedagang sembako di beberapa pasar tradisional di Aceh telah merangkak naik harga jualnya. Ini tentunya kekhawatiran pedagang terjadi lonjakan harga dari distributor nantinya.
Pantaun merdeka.com di beberapa pasar tradisional di Aceh, diantaranya pasar Peunayong dan Pasar Jalan Kartini, Banda Aceh serta pasar induk Lambaro, Kabupaten Aceh. Semua pedagang sudah menaikkan harga jual, karena khawatir harga barang nantinya akan naik.
Menurut pengakuan seorang pedagang sembako di pasar induk Lambaro, kabupaten Aceh Besar, Sanusi mengatakan, naiknya harga barang di pasar dipicu kenaikan harga BBM dan juga terjadi kelangkaan barang di pasar. Sehingga pedagang bersepakat untuk menaikkan harga berkisar Rp 5000 setiap jenis barang.
"Selain dipicu kenaikan harga BBM, kenaikan harga barang juga disebabkan stok terbatas," jelas Sanusi, Selasa (18/11) di Pasar induk Lambaro, Aceh Besar.
Adapun Sembako yang mengalami kenaikan adalah beras biasa dari Rp 120.000 per sak menjadi Rp 125.000 per sak, telur sebelumnya Rp 230.000 per lempeng kini menjadi Rp 290.000 per lempeng. Kemudian minyak makan sebelumnya Rp 10.000 per kg naik menjadi Rp 11.000 per kg.
Kemudian gula pasir sebelumnya Rp 465.000 menjadi Rp 475.000 per sak seberat 50 kg, tepung terigu sebelumnya Rp 175.000 menjadi Rp 182.000 per sak. "Cabe justru naik drastis dari Rp 60.000 sampai dengan Rp 70.000, sedangkan untuk bawang masih normal," jelasnya.
Sanusi juga menyebutkan, naiknya harga sembako dan terjadi kelangkaan barang di pasar diakibatkan angkutan transportasi barang macet. Demikian juga naiknya harga barang karena BBM naik. "Tentunya harga ongkos angkutan akan naik dan kita pastikan ke depan harga barang semakin merangkak naik," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Aceh, Safwan mengatakan siap melakukan operasi pasar kalau harga barang terus melonjak. Terutama bila terjadi kenaikan harga beras.
"Kalau harga beras naik, saya akan koordinasikan dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar agar stabil," jelas Safwan.
Menurut Safwan, kenaikan harga sembako di Aceh bukan faktor utama karena terjadi kenaikan BBM. Akan tetapi ada faktor alam, seperti gagal panen atau kondisi lainnya.
"Untuk mengontrol harga, rencana kita akan koordinasikan lintas provinsi untuk memenuhi stok sembako kita, seperti cabe misalnya, kita akan cari tambahan stok dari daerah lain agar tidak langka," tutupnya. [merdeka]
Pantaun merdeka.com di beberapa pasar tradisional di Aceh, diantaranya pasar Peunayong dan Pasar Jalan Kartini, Banda Aceh serta pasar induk Lambaro, Kabupaten Aceh. Semua pedagang sudah menaikkan harga jual, karena khawatir harga barang nantinya akan naik.
Menurut pengakuan seorang pedagang sembako di pasar induk Lambaro, kabupaten Aceh Besar, Sanusi mengatakan, naiknya harga barang di pasar dipicu kenaikan harga BBM dan juga terjadi kelangkaan barang di pasar. Sehingga pedagang bersepakat untuk menaikkan harga berkisar Rp 5000 setiap jenis barang.
"Selain dipicu kenaikan harga BBM, kenaikan harga barang juga disebabkan stok terbatas," jelas Sanusi, Selasa (18/11) di Pasar induk Lambaro, Aceh Besar.
Adapun Sembako yang mengalami kenaikan adalah beras biasa dari Rp 120.000 per sak menjadi Rp 125.000 per sak, telur sebelumnya Rp 230.000 per lempeng kini menjadi Rp 290.000 per lempeng. Kemudian minyak makan sebelumnya Rp 10.000 per kg naik menjadi Rp 11.000 per kg.
Kemudian gula pasir sebelumnya Rp 465.000 menjadi Rp 475.000 per sak seberat 50 kg, tepung terigu sebelumnya Rp 175.000 menjadi Rp 182.000 per sak. "Cabe justru naik drastis dari Rp 60.000 sampai dengan Rp 70.000, sedangkan untuk bawang masih normal," jelasnya.
Sanusi juga menyebutkan, naiknya harga sembako dan terjadi kelangkaan barang di pasar diakibatkan angkutan transportasi barang macet. Demikian juga naiknya harga barang karena BBM naik. "Tentunya harga ongkos angkutan akan naik dan kita pastikan ke depan harga barang semakin merangkak naik," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Aceh, Safwan mengatakan siap melakukan operasi pasar kalau harga barang terus melonjak. Terutama bila terjadi kenaikan harga beras.
"Kalau harga beras naik, saya akan koordinasikan dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar agar stabil," jelas Safwan.
Menurut Safwan, kenaikan harga sembako di Aceh bukan faktor utama karena terjadi kenaikan BBM. Akan tetapi ada faktor alam, seperti gagal panen atau kondisi lainnya.
"Untuk mengontrol harga, rencana kita akan koordinasikan lintas provinsi untuk memenuhi stok sembako kita, seperti cabe misalnya, kita akan cari tambahan stok dari daerah lain agar tidak langka," tutupnya. [merdeka]
EmoticonEmoticon