Bendera Hati Asal Aceh Film Terelok Batam Festival

AcehXPress.coJakarta - Film Bendera Hati produksi Karya Kita Kreatif dari Aceh, terpilih sebagai film indie terelok Batam Film Festival (BFF) 2014. 

Film tersebut menyisihkan lima film unggulan lainnya; 10-11 produksi Karya Tiga Gapura Film dari Boyolali, Jawa Tengah,Indonesia 2070 produksi Timetation Production dari Batam, Nada Dari Hati produksi Sinepec dari Pekanbaru, Sampai Mati produksi Convergen Production dari Batam, dan film Si Kecil Penguasa produksi Sanggar Seni Teater Taat dari Lampung.

Malam penganugerahan berlangsung di The Hills Hotel Nagoya Batam, Ahad malam, pada 23 November 2014. Tema besar apresiasi perfilman ini, “Sumpah Kita Satu” dan “Kekayaan Negeri yang Menginspirasi”. 

Menurut Ketua Dewan Juri BFF 2014, Eddie Karsito, tema dan sub-tema ini wajib menjadi acuan bagi peserta Batam Film Festival 2014, yang pesannya tergambar pada karya mereka. "Karya dengan pendekatan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yang mampu menangkap pesan atau kearifan lokal masyarakat, di tengah kemajuan teknologi informasi, yang terus bergesekan dengan budaya luar,” ujar Eddie saat dihubungi, Senin, 24 November 2014. 

Untuk aktor terelok diraih Syukron Ilhami Johan, berperan sebagai Zainal, dalam film Nada Dari Hati produksi Sinepec dari Pekanbaru. Aktris terelok diraih Salbiati K.H., berperan sebagai Mak, dalam film Bendera Hati produksi Karya kita Kreatif dari Aceh. Sutradara terelok, A.M. Syahninda P. melalui film Indonesia 2070 produksi Timetation Production. Penata gambar terelok, A.M. Syahninda P. dalam film Indonesia 2070produksi Timetation Production Batam. Cerita atau skenario terelok Demi Sebuah Bendera karya Sultan Asnul Bulqia & Amelia Nur Amanah dari Batam.

Batam Film Festival (BFF) 2014, juga menetapkan film Laskar Pelangi produksi Miles Film & Mizan Production sebagai film bioskop terelok, dan sinetron Para Pencari Tuhan produksi PT Demi Gisela Citra Sinema (SCTV), sebagai film televisi/sinetron rerelok. Dua kategori penghargaan ini dipilih berdasarkan penilaian masyarakat, khususnya para pelajar dan mahasiswa melalui pengumpulan lembar apresiasi/penilaian yang disebar di berbagai sekolah dan kampus di Kota Batam.

Aktris senior Yati Surachman, selaku juri anggota menyampaikan, sebagai sineas pemula, karya peserta cukup inovatif. Bahkan tidak kalah dengan film industri. “Tetapi yang terpenting adalah kesinambungan bagaimana kita dapat terus menumbuhkan kembangkan industri perfilman dari mulai hal yang elementer. Dari para sineas muda ini kita harapkan dapat lahir karya-karya lebih bermutu,” harapnya.

Masing-masing pemenang mendapat hadiah dan penghargaan berupa plakat/piala, sertifikat, dan uang tunai dengan total nilai 20 juta rupiah dari Pemerintah Kota Batam.

“Penghargaan ini sungguh di luar dugaan kami. Apa yang kami angkat ke dalam cerita filmBendera Hati merupakan fakta, bahwa sebagian dari masyarakat di Aceh, terutama di pedalaman masih takut memasang bendera merah putih,” kata aktris terelok BFF 2014, Salbiati K.H., yang berperan sebagai Mak, dalam film Bendera Hati produksi Karya Kita Kreatif, Aceh. 

Mewakili rekan-rekan komunitasnya, mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Aceh ini juga menerima hadiah dan penghargaan untuk film yang ia bintangi, terpilih sebagai film indie terelok BFF 2014. [Tempo]


EmoticonEmoticon