Brimob Disarankan Pakai Baju Sipil, Bukan Loreng

Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan diangkat para anggota
Brimob usai bernyanyi diiringi biola oleh Rismawanda,
di acara Hut Ke 69 Korps Brimob Polri di Mako Sat Brimob
Polda Jabar, Sumedang, Jabar, 14 November 2014.
TEMPO/Aditya Herlambang Putra
AcehXPress.coJakarta - Pengamat kepolisian dan kriminolog dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengatakan seragam loreng tak pas bagi unit Brimob untuk mengejar teroris. "Kalau mengejar teroris, lebih baik pakai pakaian sipil agar mudah berbaur,"ujar Bambang ketika dihubungi Tempo, Senin, 17 November 2014.

Sabtu pekan lalu, Kapolri Jenderal Sutarman meresmikan penggunaan kembali seragam loreng untuk unit Brimob sesuai keputusan Kapolri Nomor Kep/748/IX/2014. Fungsi seragam loreng, untuk penyamaran ketika mencokok anggota teroris yang bermarkas di daerah hutan dan pegunungan.

Menurut Bambang, polisi akan lebih mudah menyamar dan menyusup ke markas teroris jika memakai pakaian sipil. Alasannya, pakaian sipil tak terlihat mencolok. 
. "Jika memakai seragam loreng, nanti malah susah dibedakan dengan TNI. Lagipula, TNI lebih pas pakai loreng karena operasi mereka memang di pedalaman,"ujar ia.

Bambang menambahkan, Datasemen Khusus 88 pun tak kesulitan menangani teroris meski dengan pakaian serba hitam selama ini. Oleh karenanya, menurut Bambang, alasan Sutarman agar Brimob memakai seragam loreng tak pas. [Tempo]


EmoticonEmoticon