Mengajar Modern Tak Harus Pakai Teknologi Canggih

ilustrasi belajar
AcehXPress.coPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa kita untuk berubah. Demikian pula dengan pendidikan. Perubahan paradigma dalam pendidikan dibutuhkan agar mampu menjawab tantangan di masa depan.
Pengembang Teknologi Pembelajaran Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Uwes Anis Chaeruman menyatakan, para tenaga pendidik harus menerapkan konsep pendidikan modern. Namun, lanjutnya, masih banyak guru yang belum paham dengan konsep mengajar secara modern.
"Memang masih banyak yang salah kaprah. Pengajaran modern bukan berarti menggunakan teknologi modern. Konsep modern di sini artinya pembelajaran aktif berpusat pada siswa. Apa pun teknologi dan kurikulumnya, ruh pembelajaran aktif berpusat pada siswa," tutur Uwes di Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (25/11/2014).
Dengan demikian, kata Uwes, pembelajaran modern tetap bisa berjalan meski di daerah terpencil sekalipun dengan infrastruktur dan fasilitas terbatas. Sebab, yang terpenting bagi Uwes bagaimana pembelajaran membuat siswa aktif bukan sekadar memanfaatkan teknologi saat mengajar.
"Pembelajaran modern bukan berarti menggunakan teknologi modern. Walaupun tanpa teknologi modern, guru harus mampu membuat siswa berpikir kritis. Maka, guru harus bisa membuat model pembelajaran dengan sumber belajar seadanya," katanya.
Uwes mencontohkan, pembelajaran yang hanya menggunakan teknologi modern tapi sistem pembelajaran tradisional adalah para guru yang mengajar selama berjam-jam dengan menggunakan LCD proyektor. Sementara siswa hanya menjadi pendengar saja.
"Kalau pembelajaran modern, guru harus bisa mendesain secara kreatif media ajar agar siswa aktif. Misalnya ada simulasi, permainan, diskusi, dan kerja kelompok. Ketika ada partisipasi itu, TIK baru masuk. Dan salah satu kompetensi pedagogik mampu mendesain pembelajaran yang kreatif," papar Uwes.
Dia menilai, mengubah paradigma para guru memang tidak mudah. Namun bukan berarti tidak mungkin. Dan perubahan tersebut, tambahnya, harus dilakukan kepada calon guru bukan guru yang sudah ada.
"Percepataan pemanfaatan TIK untuk kebutuhan lain lebih cepat dibandingkan dalam bidang pendidikan. Paradigma belum siap sehingga masih ada kejadian seperti tadi. Mulai mengubah paradigma calon-calon guru mulai dari Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK)," urainya. [okezone]


EmoticonEmoticon