AcehXPress.com | Seorang calon haji asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Nawawi Sahri Abas, tersesat saat melakukan umrah di Masjidil Haram, Mekah. Dengan kebingungan, pria berusia 52 tahun itu berjalan kaki hingga sejauh tiga kilometer tanpa arah dan tujuan.
Menurut laman Kementerian Agama, peristiwa itu terjadi pada Jumat 19 September 2014. Saat itu, Nawawi melakukan umrah bersama rombongannya. Mereka melakukan tawaf dipimpin oleh ketua rombongan. Namun, saat masuk putaran ke lima, dia terpisah dari rombongan.
Di tengah lautan manusia itu, Nawawi pun mencari-cari kawan-kawan serombongan. Namun tak bertemu. Dalam keadaan bingung, dia keluar area Masjidil Haram. Dia terus mencari rombongannya, tetapi tetap tidak menemukan satu orang pun jamaah yang dikenalnya. Semua orang yang ditemui di luar Masjidil Haram berbicara dalam bahasa Arab dan Inggris.
Dalam kondisi panik, Nawawi berjalan kaki sekitar tiga kilometer ke arah yang tidak diketahui. Sampai akhirnya bertemu taksi, dia minta diantarkan ke hotel tempat dia tinggal. Celakanya, dia tak tahu nama hotel maupun alamatnya.
Karena tak kunjung menemukan hotel tempatnya menginap, Nawawi menjadi frustasi. Taksi yang dia tumpangi hanya berputar-putar, karena memang tak tahu harus mengantar Nawawi ke mana. Sampai akhirnya Nawawi memutuskan ingin pulang ke Indonesia.
Karena penumpangnya ingin kembali ke negara asalnya, sopir taksi yang turut bingung itu mengantarkannya ke Jeddah dengan tujuan ke bandara. Namun sayang, karena tidak mempunyai id-card atau pengenal bandara, taksi itu tidak bisa masuk ke bandara. Oleh sang sopir, Nawawi diturunkan di Hotel Badar, Jeddah, sampai kemudian diamankan oleh polisi.
Nawawi kemudian dijemput oleh petugas kantor Teknis Urusan Haji (TUH) Jeddah. Dia ditangani oleh Kepala Bidang Perlindungan Jamaah Kolonel Achmad Riad didamping Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Abu Haris Mutohar.
Ketika ditanya tentang banyak hal masih terlihat linglung dan tidak banyak menjawab pertanyaan, karena ternyata tidak paham bahasa Indonesia, hanya menguasai bahasa Banjar.
Saat ditanya soal biaya taksi, Nawawi mengaku telah memberi tiga lembar uang riyal Arab Saudi (SAR) ke sang sopir. Uang itu merupakan living cost atau pengganti biaya hidup selama di Mekah. Tiga lembar uang yang diberikan jumlahnya 1.500 SAR atau setara dengan Rp 4.950.000,00. Beruntung dia masih menyimpan uang rupiah sebesar Rp 8 juta dalam goodie bag yang ditenteng.
Setelah mendapat kejelasan nama sektor dan hotel tempat tinggalnya di Mekah, Achmad Riad dan Abu Haris langsung mengantarkan Nawawi menuju Mekah untuk diserahkan kepada ketua rombongannya. []
Dream.co.id
EmoticonEmoticon