Kisah Sariyah, Tukang Bubur Naik Haji di Kehidupan Nyata

Sariyah
AcehXPress.coSuasana di halaman Balai Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (7/9), terlihat ramai dipadati warga. Mereka berkumpul mengikuti pengajian bersama untuk melepas jamaah calon haji dari Desa Karanglewas Kidul.

Ketua Panitia Pelepasan Calon Haji Desa Karanglewas Kidul, Warsono menuturkan jumlah jamaah calon haji dari Desa Karanglewas Kidul tahun ini lebih banyak dibanding tahun lalu. "Saat ini ada 13 calon haji yang akan berangkat ke tanah suci. Salah satunya Ibu Sariyah yang berangkat sendiri," ujarnya.

Warsono mengakui, baru mengetahui jika Sariyah selama ini berprofesi sebagai tukang bubur candil keliling. "Saya sendiri baru mengetahuinya setelah mendapat informasi dari warga," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dusun I tempat Sariyah tinggal, Slamet Mubarak mengatakan, warganya yang tinggal di RT 006/RW 03 no 6 ini dikenal sosok yang sederhana dan pekerja keras. Slamet sendiri mengaku, tidak percaya dengan perjuangan Sariyah yang luar biasa.

"Saya kira kisah tukang bubur naik haji hanya ada di sinetron. Tetapi ini, sungguh perjuangan yang luar biasa dari Ibu Sariyah. Saya sendiri salut dengan kemauan dan kerja keras yang dikumpulkan Ibu Sariyah selama ini," ucapnya usai acara pelepasan jamaah calon haji.

Sariyah yang tahun ini berusia 52 tahun, hanya mengandalkan pekerjaannya sebagai pedagang bubur candil atau bubur sumsum. Selain menjual bubur sumsum, ia juga menjual panganan kecil yang biasa dijajakannya di sekitar wilayah tiga desa yang dekat dengan rumahnya. "Awalnya saya berjualan bubur dengan cara menggendong. Tetapi, karena capai dan cepat pegal, saya menggunakan sepeda tua," jelasnya.

Ibu satu anak yang kini menjadi janda, karena suaminya telah lama meninggal ini, mengaku mulai keliling pada tahun 1990. Ia mulai berjualan keliling pada pukul 13.00 WIB hingga 18.00 WIB. Penghasilan jualan bubur tepung dan candil yang jual tiap satu bungkus plastik Rp 1.500, awalnya hanya Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu, saat hanya menggunakan gendongan.

Namun setelah menjajakannya dengan sepeda ontel, penghasilannya meningkat menjadi Rp 30 ribu. Dari penghasilan tersebut, sebanyak Rp 15 ribu digunakannya untuk biaya makan keluarga serta biaya sekolah anaknya. Sedangkan, sisanya ditabung untuk naik haji. "Pada tahun 2010, saya diberi tahu kalau uang tabungan sudah cukup untuk biaya haji," ujarnya.

Setelah mengetahui uangnya cukup untuk menabung, ia kemudian mendaftarkan diri untuk pergi haji pada tahun 2014. Sariyah, tahun ini akan berangkat bersama sekitar 932 calon haji lainnya dari Banyumas. Sariyah sendiri masuk dalam kelompok terbang 47 dan termasuk dalam rombongan kedua.

Sariyah mengungkapkan, tercapainya keinginan untuk menunaikan ibadah haji lantaran niat dan kerja keras untuk memenuhi panggilan Tuhan. "Jika ada niat untuk naik, haji maka Allah akan mengizinkan, meski hanya pedagang kecil," kata Sariyah. []




merdeka

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv