AcehXPress.com | Memalukan!
Mungkin satu kata ini dirasa sudah cukup dan pantas untuk mewakili apa yang
selama ini terjadi dengan para calon penghuni kursi parlemen yang saban hari beritanya diliput dan
disebarkan oleh media massa. Kali ini persaingan yang dilakukan tidak lagi menggunakan
kekuatan pencitraan ataupun menarik ratusan pendukung sekelas jenderal, namun
mengerahkan langsung kelompok kerja dari kedua belah pihak yang bersangkutan. Suasana
politik yang memanas ini terus-menerus menjadi tranding topik di seluruh media,
bukan hanya media lokal saja namun media luar juga turut mengambil andil dan menyorot
semrawutnya perpecah-belahan antar orang-orang terpilih yang dijago-jagokan
sebagai calon wakil rakyat untuk menduduki kursi panas di gedung penampung
aspirasi dan pengaduan seluruh masyarakat indonesia.
Para
putra-putri jagoan bangsa ini telah saling memanas sekian lama semenjak ‘Induk’
mereka saling bertarung memperebutkan rumah negara beberapa waktu yang lalu. Sedikit
saja tersulut asap diantara mereka, maka timbulah saling tuding dan serang yang
berkepanjangan hingga menimbulkan bara yang yang dapat membakar kapan saja. Memprihatinkan.
Tidak ada lagi semboyan “Cinta Damai” diantara mereka, yang ada hanyalah “Itu
Jabatanku, Ini Kursiku dan Ini Kekuasaanku”.
Ketika orang-orang
ini ribut dan memperebutkan kekuasaan kedua kubu yang telah terbelah, secara
tidak langsung mereka menunjukkan kepiawaiannya dalam ‘bersilat lidah’ yang
disaksikan oleh puluhan juta penduduk indonesia. “Oh… ternyata seperti inilah
wujud raga orang yang akan menyampaikan suara kita kelak”, begitulah setidaknya
secuil pendapat yang terbersit dalam pikiran para penonton. Tak sadarkah mereka
bahwa rakyat telah lama jenuh dan muak menjadi juri dalam mengikuti pertarungan
sejak kampanye pemilihan anggota DPR hingga pemilihan calon presiden beserta
wakilnya yang juga masih dipenuhi dengan pertarungan yang bahkan lebih sengit.
Hal yang sangat disayangkan tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Seolah tidak
akan ada habisnya.
Padahal, jika
kedua belah pihak tersebut tidak mempermasalahkan siapa yang akan memimpin, pihak
mana yang akan dipimpin, siapa yang akan menjadi pengendali dan siapa yang akan
dikendalikan, keadaan ini merupakan suatu kondisi yang bagus untuk
menyeimbangkan pemerintahan. Bagaimana tidak? Penggabungan kedua belah pihak
yang sama-sama kuat pastinya juga akan berpengaruh besar dalam memperkuat
pengawasan terhadap pemerintahan. Sekali lagi, hal ini hanya dapat berlaku jika
saja mereka bersedia dan rela untuk sedikit bersikap ‘Legowo’ dengan apa yang terjadi,
tidak hanya sibuk memberatkan sayap kanan atau kiri dengan mengisi kubu satu harus
lebih banyak daripada kubu kedua dalam sistem pemerintahan atau sebaliknya.
Jika penggabungan
ini sukses dengan sempurna dan kedua belah pihak bersedia untuk berkerja sama,
orang pertama yang paling diuntungkan dengan ketatnya pengawasan dalam
menampung serta memenuhi aspirasi, adalah rakyat. Ya, rakyat akan lebih bisa
merasakan keuntungan setelah menghabiskan waktu mengantri untuk menodai jari
kelingking mereka dengan warna ungu dan berada dalam hari-hari penuh
pengharapan serta janji orang-orang yang mengiming-imingi mereka dengan
nikmatnya naungan kesejahteraan ketika mereka terpilih dan memiliki kedudukan
dalam menopang pilar-pilar tahta pemerintahan.
Namun perlu
diingat bahwa banyaknya pendukung di parlemen belum tentu efektif dan dan
berpengaruh baik untuk menguatkan parlemen.
Pertarungan kali ini adalah yang pertama kalinya terjadi dalam pemilihan
umum di indonesia dan mengakibatkan dampak serta efek yang berkepanjangan,
karena bukan sedikit dari mereka yang hanya berambisi untuk mendapatkan jabatan
semata.
Di pertempuran kali ini rakyat akan menjadi
juri dalam memberikan batasan agar pergulatan dari partai-partai pendukung
pemerintahan dan oposisi mereka tetap sehat. Batasan yang harus mereka jaga
adalah kepentingan rakyat yang tetap harus berada diatas kepentingan
segala-galanya. Karena mereka dipilih oleh rakyat dan diwajibkan untuk mengabdi
kembali pada rakyat.
Siapapun dia
yang terpilih, dari partai apapun, dari pihak manapun, rakyat menunggu
pembuktian janji bahwa hujan kesejahteraan masih tetap bisa membasahi bumi
pertiwi, ya, rakyat masih menanti. []
Diana Syahputri | Redaktur AcehXpress.com
EmoticonEmoticon