AcehXPress.com | Provinsi Aceh dan Papua masing-masing memiliki satu tokoh yang masuk anggota Kabinet Kerja, yang sudah diumumkan Presiden Jokowi, di Istana Negara, Jakarta, Minggu (26/10).
Dari Aceh Sofyan Djalil yang diplot untuk mengisi kursi Menko Perekonomian Sofyan Djalil. Dari Papua, Yohana Yambise dipercaya menduduki kursi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Profesor, guru besar perempuan pertama dari Papua. Aktif di gerakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak," ujar Jokowi memperkenalkan sosok Yohana Yambise.
Mengenalkan sosok Sofyan Djalil, Jokowi menyebut dia sudah pengalaman. "Beliau dari Aceh, sebagai nahkoda tim ekonomi Kabinet Kerja," kata Jokowi.
Sebelumnya, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sudjito meyakini, pada akhirnya nanti Jokowi tetap akan memasukkan paling tidak satu tokoh asal Aceh di kabinetnya.
Menurutnya, dalam memilih nama yang akan mengisi kursi menteri, Jokowi pasti juga menggunakan pertimbangan kewilayahan, terutama daerah yang tergolong "rawan", seperti Aceh dan Papua.
"Selain mencari sosok yang bersih dan kompeten, saya yakin Jokowi juga punya sensitifitas pada daerah. Karena yang saya tahu, Jokowi konsen pada daerah-daerah pinggiran seperti Papua, Aceh, NTT, Sulawesi, dan yang lain," terang Arie kepada JPNN, awal September 2014.
Pengamat politik dari Universitas Nasional Jakarta, Firdaus Syam, juga pernah mengatakan, pertimbangan geopolitik sangat penting lantaran saat ini masih muncul teriakan ketidakadilan yang disuarakan dari beberapa daerah, khususnya Aceh dan Papua.
Untuk itu, lanjut Firdaus, guna menciptakan "rasa Indonesia", maka daerah yang secara geopolitik masih bermasalah, harus diakomodir di kabinet.
"Aceh harus mendapatkan kursi karena memang masih ada masalah. Aceh itu lex specialis. Jokowi-JK harus menjadikan kabinet sebagai salah satu sarana menciptakan kelekatan Aceh dan Papua sebagai bagian dari NKRI," ujar Firdaus kepada JPNN, medio September 2014. [JPNN]
EmoticonEmoticon