UMP Hanya Naik Rp 50 ribu, Buruh Aceh Sebut Ini Penghinaan


AcehXPress.coPuluhan Aliansi Buruh Aceh yang tergabung dari beberapa organisasi buruh di Aceh menggelar, Selasa (28/10) menolak kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Rp 50.000 tahun 2015 mendatang.

Peserta aksi berkumpul di Taman Kota, Banda Aceh sebelah kanan Masjid Raya Baiturrahman sejak pukul 09.00 WIB. Setelah berorasi secara bergantian. Peserta aksi kemudian dengan berjalan kaki dan membawa sepeda motor dengan mesin dimatikan menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan kantor Gubernur Aceh.

Sebelumnya di Taman Kota ikut hadir salah seorang anggota DPRA, Irwan Djohan dari Fraksi Partai Nasdem langsung menyapa peserta aksi. Irwan Djohan sempat memberikan pengarahan sebelum peserta aksi menuju DPRA dibawah pengawalan pihak kepolisian.

Koordinator Aksi, Habibi Inseun mengatakan, aksi ini dilakukan mengingat Dewan Pengupahan Aceh (DPA) telah menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2015 ditetapkan hanya Rp 1,8 juta, hanya naik Rp 50 ribu dari UMP 2014 yang berjumlah Rp 1.750.000.

"Ini bentuk Pemerintah Aceh yang tidak aspiratif terhadap buruh di Aceh," kata Habibi Inseun.

Katanya, di tengah-tengah kondisi harga barang di Aceh meningkat dan biaya hidup terus naik. Tentunya upah buruh yang hanya naik Rp 50 ribu tidak sesuai dengan kehidupan yang layak tinggal di Aceh dan belum bisa meningkatkan kesejehtaraan rakyat.

Oleh karena itu, Aliansi Buruh Aceh meminta DPRA dan Gubernur Aceh untuk menolak rekomendasi DPA yang menentukan kenaikan UMP 2015 naik hanya 2,6 persen. Kemudian, Gubernur Aceh diminta untuk menaikkan UMP 2015 sebesar Rp 350 ribu.

"Gubernur harus mempertimbangkan kondisi ekonomi Aceh dengan direncanakannya kenaikan harga BBM, jadi perlu Pemerintah Aceh menaikkan UMP sebesar 20 persen," pintanya.

Selain itu ketua Koalisi Barisan Guru Bersatu (KoBar GB), Sayuti Aulia yang ikut hadir pada aksi itu mengebutkan, kenaikkan UMP 2015 sebesar Rp 50 ribu bentuk penghinaan terhadap kaum pekerja di Aceh.

"Ini patut ditolak, karena upah kerja buruh sebesar Rp 50 ribu dinaikkan bentuk termarjinal ditengah-tengah angka inflasi meningkat," tegas Sayuti Aulia.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh buruh di Aceh untuk tetap konsisten menolak kenaikan UMP sampai dikabulkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Sementara itu Irwan Djohan, politisi Partai Nasdem yang hadir langsung ditengah-tengah buruh sebelum berangkat ke gedung DPRA mengatakan akan menerima aspirasi tersebut. Akan tetapi ia meminta dukungan semua pihak agar ini bisa diperjuangkan secara bersama-sama.

"Ini memang sudah menjadi amanah karena saya wakil rakyat, tetapi saya butuh dukungan semua pihak, terutama buruh untuk bersama-sama memperjuangkannya," ungkap Irwan Djohan.

Kendati demikian, Irwan Djohan menyebutkan ini butuh waktu untuk memperjuangkannya di dalam parlemenan nantinya. "Tetapi tetap tidak mudah, butuh proses dan waktu, namun saya berkomitmen untuk memperjuangkannya," tutupnya. [Merdeka]


EmoticonEmoticon