![]() |
Ilustrasi |
Kepala Badan Pelaksanan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Saiful AB di Meulaboh, mengatakan, warga komplek perumahan Caritas Desa Blang Beurandang itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, namun nyawanya tidak tertolong.
Korban banjir di beberapa titik pengungsian sebagian besar sudah kembali membersihkan rumah karena air sudah surut pasca banjir besar sejak Sabtu 2 November dan melanda 12 kecamatan di daerah berpenduduk 180 ribu jiwa lebih itu.
"Sebenarnya, kita belum menginstruksikan warga untuk boleh pulang ke rumah, tapi pengungsi juga tidak dilarang membersihkan rumah mereka yang terkena banjir," ujarnya.
Sejak banjir besar sepanjang 10 tahun terakhir melanda kawasan itu, sudah dua korban jiwa di Aceh Barat karena terseret arus banjir. Pada hari pertama, seorang bocah Novi Aroyan (7) warga Seuneubok, kemudian menyusul M Daud warga Putim Kecamatan Kawai XVI yang terseret arus setelah jatuh dari lantai dua rumah tempat ia mengungsi.
"Sudah ditangani tim medis rumah sakit, kemudian pengungsi korban banjir lainnya masih dalam penanganan, dapur umum masih kita sediakan dan para pengungsi kembali ke posko untuk setiap jam makan," imbuhnya.
Pantauan di titik pengungsian komplek SMK N 2 Meulaboh sempat terjadi ricuh, adu mulut korban banjir dengan petugas dapur umum BPBD Aceh Barat karena petugas tidak memberikan air bersih.
Beruntung aparat TNI Kodim 0105 Aceh Barat berada di lokasi merelai kemudian meredam kemarahan warga pengungsi terhadap petugas dapur umum yang sedang bekerja.
Sebagian besar warga yang masih bertahan di tempat pengungsian tersebut adalah relokasi korban banjir Pasie Masjid Kecamatan Johan Pahlawan, sementara untuk daerah pedalaman warga sudah kembali ke rumah dan melakukan gotong royong membuat jembatan darurat. [Okezone]
EmoticonEmoticon