Pemerintah Aceh Dinilai Tidak Siap Hadapi Bencana

Badan jalan amblas ke jurang
AcehXPress.com Sejumlah daerah di Aceh mengalami bencana longsor dan banjir dalam tiga hari terakhir ini. Di Aceh Barat Daya, lebih 4.000 rumah terendam banjir. Sedangkan hujan deras menyebabkan lintasan Banda Aceh-Meulaboh putus total akibat longsor di Gunung Kulu dan Gunung Paro, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Menghadapi dua peristiwa tersebut, Pemerintah Aceh dinilai tidak siap menghadapi bencana yang melanda kawasan ini.

Pantauan acehkita.co di pegunungan Paro, belasan titik longsor terjadi setelah hujan deras yang mengguyur sejak Jumat malam. Bahkan, di KM 35 dan KM 37 Gunung Paro, badan jalan tertimbun longsor dan amblas ke jurang. Sedangkan di beberapa titik lainnya bebatuan memenuhi jalan, selain pepohonan yang tumbang menimpa aspal. Di kawasan Geureutee, Lamno, badan jalan juga dipenuhi pepohonan yang tumbang.

Kondisi ini menyebabkan lebih 12 ribu jiwa warga Lhoong terancam terkurung. Pasalnya, kendaraan roda empat sama sekali tak bisa menjangkau Lhoong. Jalanan hanya bisa dilalui dengan sepeda motor. Itu pun, harus dengan usaha ekstra: di KM 37 sepeda motor harus digotong ramai-ramai.

Sayangnya, hingga pukul 16.00 WIB, Ahad, Pemerintah Aceh hanya menyiagakan satu alat berat di kawasan Gunung Paro untuk membersihkan longsor.

Setelah mengunjungi kawasan bencana tersebut, anggota DPRA Abdul Rahman menilai, Pemerintah Aceh tak siap dalam menghadapi gempuran bencana alam. "Saya rasa pemerintah belum siaga bencana," sebut Abdul Rahman kepada acehkita.co.

Seharusnya, kata Abdul Rahman, Pemerintah Aceh mempunyai sebuah prosedur dalam penanganan bencana, termasuk menyiagakan alat berat yang bisa dikerahkan dalam kondisi apa pun.

"Pemda harus segera menangani ini (bencana), tak perlu rapat," sebut Abdul Rahman.

Bahkan, ia menyayangkan hanya tersedia satu alat berat untuk penanangan bencana longsor di Lhoong. "Dinas Bina Marga katanya sudah ada alat berat, tapi tidak ada. Kondisi begini tidak cukup alat berat hanya satu, minimal lima. Pindahkan semua material yang ada di atas jalan, biar bisa jalan bisa diakses," kata Abdul Rahman.

Lambannya penanganan longsor menyebabkan evakuasi warga terkendala. Komandan Kodim 0101/BS Letkol Agus Budi Setyo Raharjo menyatakan, pihaknya kesulitan mengevakuasi dua nelayan tenggelam yang dirawat di Puskesmas Lhoong dan ibu hamil ke Banda Aceh.

"Segera kerahkan alat berat untuk membuka jalan-jalan yang kena longsor. Ini masalahnya hujan, kalau tidak kita bisa pakai alat manual. Kenapa saya bilang segera? Lhoong posisinya sekarang terjepit," sebut Dandim saat ditemui di KM 35 Gunung Paro.

Menurut Dandim, bencana ini harus ditangani secara menyeluruh dengan melibatkan semua kalangan. []


EmoticonEmoticon