AcehXPress.com | Rekonstruksi pasca bencana tsunami di Aceh diperingati dalam suasana sangat emosional. Hadir para relawan dari pemerintah dan masyarakat Spanyol.
Kegiatan berlangsung dalam bentuk Pameran Foto dokumentasi kegiatan operasi kemanusiaan dan rekonstruksi oleh para relawan Spanyol di Aceh periode 2004-2005 dan Jamuan Santap Malam bertema Un Recuerdo de Aceh(Cenderamata dari Aceh), yang didedikasikan bagi para relawan dari Spanyol, baik warga negara Spanyol maupun WNI yang tinggal di Spanyol.
"Gagasan penyelenggaraan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengapresiasi semangat solidaritas yang telah ditunjukan oleh pemerintah dan masyarakat Spanyol, yang telah memberikan tanggapan cepat dan simpatik ketika Aceh menghadapi musibah tsunami," ujar Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso dalam sambutan pada jamuan makan malam di Wisma Duta, Minggu (31 Agustus 2014).
Menurut Dubes, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Aceh, tidak akan pernah melupakan bagaimana pemerintah dan masyarakat Spanyol telah menanggapi bencana itu dengan cepat.
Dalam waktu kurang dari 10 hari setelah bencana, pemerintah Spanyol telah mencanangkan operasi em>Respuesta Solidaria (Ungkapan Solidaritas) pada 8 Januari 2005 dengan mengirimkan 594 personil militer, 1 kapal amfibi Galicia, pesawat terbang Hercules dan CN-235 serta tim medis, pemadam kebakaran dan tim teknik bangunan.
Seluruh operasi tersebut dipimpin oleh Kapten Kapal Galicia , Laksamana Antonio Hernandez Palacios.
Bantuan dari pemerintah dan masyarakat Spanyol juga mengalir melalui Palang Merah Spanyol, Pemadam Kebakaran Spanyol dan LSM serta relawan lainnya.
Perhatian khusus juga ditunjukkan oleh Ratu Sofia yang telah berkunjung ke Banda Aceh pada 6 Februari 2007 untuk melihat secara langsung kemajuan berbagai proyek bantuan pemerintah Spanyol untuk rehabilitasi lingkungan khususnya kawasan perikanan di Aceh.
"Hal itu menunjukan bahwa Spanyol terus mendukung rekonstruksi Aceh agar Aceh pulih kembali dari keterpurukan akibat musibah tsunami, dan membangun masa depan yang lebih baik," imbuh Dubes.
Lebih lanjut Dubes mengatakan bahwa selain ungkapan solidaritas tersebut, Indonesia juga menghargai dukungan konstrukstif Spanyol dan negara-negara sahabat di Uni Eropa dalam upaya damai masalah Aceh di bawah arahan mantan Menlu Spanyol Javier Solana, dalam kapasitasnya sebagai EU High Representative for Common Foreign and Security Policy, yang juga telah mengunjungi Aceh pada 21-23 April 2006.
Kedua kegiatan memperingati 10 Tahun Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami yang diprakarsai Dubes RI di Madrid Yuli Mumpuni Widarso ini berlangsung di Wisma Duta RI, Madrid, Minggu (31 Agustus 2014).
Berat
Sementara itu Laksamana Antonio Hernandez Palacios dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai mantan Komandan Operasi Respuesta Solidaria, pihaknya dan pemerintah Spanyol, khususnya Markas Besar AL Spanyol menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Indonesia yang telah menyelenggarakan kegiatan untuk didedikasikan bagi para relawan Spanyol.
"Kami menerima tugas mulia tersebut dengan tantangan sangat berat, antara lain kekhawatiran akan adanya gempa susulan di lautan yang juga akan diikuti oleh gelombang tsunami," kisah Laksamana Palacios
Namun, lanjut Palacios, dengan perhitungan teknis sangat cermat dan semangat solidaritas untuk membantu korban, maka Tim Operasi berangkat ke Aceh.
Hasil Operasi
Diakui bahwa situasi di Aceh saat itu sangat tidak mudah. Masyarakat masih trauma, sedih, tertekan dan ribuan korban dengan mudah dapat ditemukan di berbagai lokasi, terbanyak di kawasan pantai.
"Operasi kami dilaksanakan serentak, yakni operasi kemanusiaan, medis dan konstruksi infrastruktur, mencakup klinik, jalan, sekolah, sarana umum, air bersih," kenang Palacios.
Laksamana Palacios juga masih ingat dan sangat terkesan dengan interaksi yang terjadi antara anggota timnya dengan masyarakat Aceh.
Menurut Palacios, semua pihak di Aceh, meskipun sedang mengalami trauma dan kesedihan yang luar biasa serta di ambang keputusasaan, namun tetap ramah dan interaksi dapat berjalan dengan sangat baik dan cepat.
"Hasil utama dari seluruh kegiatan operasi kemanusiaan dan rekonstruksi Spanyol di Aceh tersebut bukan hanya bangunan fisik berupa sekolah, klinik, jalan raya atau monumen lainnya, melainkan terbangunnya jembatan persahabatan, solidaritas dan rasa saling menyayangi antara masyarakat Aceh dan Spanyol," demikian Palacios. []
detik
Kegiatan berlangsung dalam bentuk Pameran Foto dokumentasi kegiatan operasi kemanusiaan dan rekonstruksi oleh para relawan Spanyol di Aceh periode 2004-2005 dan Jamuan Santap Malam bertema Un Recuerdo de Aceh(Cenderamata dari Aceh), yang didedikasikan bagi para relawan dari Spanyol, baik warga negara Spanyol maupun WNI yang tinggal di Spanyol.
"Gagasan penyelenggaraan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengapresiasi semangat solidaritas yang telah ditunjukan oleh pemerintah dan masyarakat Spanyol, yang telah memberikan tanggapan cepat dan simpatik ketika Aceh menghadapi musibah tsunami," ujar Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso dalam sambutan pada jamuan makan malam di Wisma Duta, Minggu (31 Agustus 2014).
Menurut Dubes, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Aceh, tidak akan pernah melupakan bagaimana pemerintah dan masyarakat Spanyol telah menanggapi bencana itu dengan cepat.
Dalam waktu kurang dari 10 hari setelah bencana, pemerintah Spanyol telah mencanangkan operasi em>Respuesta Solidaria (Ungkapan Solidaritas) pada 8 Januari 2005 dengan mengirimkan 594 personil militer, 1 kapal amfibi Galicia, pesawat terbang Hercules dan CN-235 serta tim medis, pemadam kebakaran dan tim teknik bangunan.
Seluruh operasi tersebut dipimpin oleh Kapten Kapal Galicia , Laksamana Antonio Hernandez Palacios.
Bantuan dari pemerintah dan masyarakat Spanyol juga mengalir melalui Palang Merah Spanyol, Pemadam Kebakaran Spanyol dan LSM serta relawan lainnya.
Perhatian khusus juga ditunjukkan oleh Ratu Sofia yang telah berkunjung ke Banda Aceh pada 6 Februari 2007 untuk melihat secara langsung kemajuan berbagai proyek bantuan pemerintah Spanyol untuk rehabilitasi lingkungan khususnya kawasan perikanan di Aceh.
"Hal itu menunjukan bahwa Spanyol terus mendukung rekonstruksi Aceh agar Aceh pulih kembali dari keterpurukan akibat musibah tsunami, dan membangun masa depan yang lebih baik," imbuh Dubes.
Lebih lanjut Dubes mengatakan bahwa selain ungkapan solidaritas tersebut, Indonesia juga menghargai dukungan konstrukstif Spanyol dan negara-negara sahabat di Uni Eropa dalam upaya damai masalah Aceh di bawah arahan mantan Menlu Spanyol Javier Solana, dalam kapasitasnya sebagai EU High Representative for Common Foreign and Security Policy, yang juga telah mengunjungi Aceh pada 21-23 April 2006.
Kedua kegiatan memperingati 10 Tahun Rekonstruksi Aceh Pasca Tsunami yang diprakarsai Dubes RI di Madrid Yuli Mumpuni Widarso ini berlangsung di Wisma Duta RI, Madrid, Minggu (31 Agustus 2014).
Berat
Sementara itu Laksamana Antonio Hernandez Palacios dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai mantan Komandan Operasi Respuesta Solidaria, pihaknya dan pemerintah Spanyol, khususnya Markas Besar AL Spanyol menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pemerintah Indonesia yang telah menyelenggarakan kegiatan untuk didedikasikan bagi para relawan Spanyol.
"Kami menerima tugas mulia tersebut dengan tantangan sangat berat, antara lain kekhawatiran akan adanya gempa susulan di lautan yang juga akan diikuti oleh gelombang tsunami," kisah Laksamana Palacios
Namun, lanjut Palacios, dengan perhitungan teknis sangat cermat dan semangat solidaritas untuk membantu korban, maka Tim Operasi berangkat ke Aceh.
Hasil Operasi
Diakui bahwa situasi di Aceh saat itu sangat tidak mudah. Masyarakat masih trauma, sedih, tertekan dan ribuan korban dengan mudah dapat ditemukan di berbagai lokasi, terbanyak di kawasan pantai.
"Operasi kami dilaksanakan serentak, yakni operasi kemanusiaan, medis dan konstruksi infrastruktur, mencakup klinik, jalan, sekolah, sarana umum, air bersih," kenang Palacios.
Laksamana Palacios juga masih ingat dan sangat terkesan dengan interaksi yang terjadi antara anggota timnya dengan masyarakat Aceh.
Menurut Palacios, semua pihak di Aceh, meskipun sedang mengalami trauma dan kesedihan yang luar biasa serta di ambang keputusasaan, namun tetap ramah dan interaksi dapat berjalan dengan sangat baik dan cepat.
"Hasil utama dari seluruh kegiatan operasi kemanusiaan dan rekonstruksi Spanyol di Aceh tersebut bukan hanya bangunan fisik berupa sekolah, klinik, jalan raya atau monumen lainnya, melainkan terbangunnya jembatan persahabatan, solidaritas dan rasa saling menyayangi antara masyarakat Aceh dan Spanyol," demikian Palacios. []
detik
EmoticonEmoticon