Jangan Gaptek Bersama!!!


AcehXPress.co|  Gagap teknologi atau istilah populernya disingkat dengan “Gaptek” merupakan suatu fenomenal yang masih lazim dan wajar di indonesia meskipun tingkat teknologi yang kita miliki sudah terbilang cukup baik dan tidak lagi tergolong rendahan. Namun faktanya hingga hari ini masih ada para pencerdas bangsa (baca : Guru) yang belum begitu mengenal bahkan ada yang tidak tahu cara mengaplikasikan sebuah komputer, “susah, ribet, repot, nggak ngerti” bermacam-macam alasan tersebut merupakan salah satu alasan termutakhir yang khas dan selalu dilontarkan oleh mereka. Tidak akan berubah.

Di zaman canggih dan modern ini kehadiran komputer ditengah masyarakat bukanlah suatu hal yang asing lagi, bahkan banyak anak-anak yang sudah mengerti cara menggunakan handphone hingga setingkat gadget yang paling mutakhir sekalipun. Bagaimana dengan para pencerdas bangsa yang kalau ditanya “kenapa belajarnya ngga pake komputer aja?” maka akan muncul jawaban “Zaman kami kecil dulu sekolahnya nggak pake kaya ginian”, padahal beda zaman tentu berbeda pula kecanggihan suatu alat yang mengiringi perubahan zaman tersebut.

Tak heran kalau masih banyak seolah-sekolah yang tidak mengoperasikan komputer dan segala perlengkapan canggih yang mereka miliki bukan dikarenakan keterbatasan fasilitas melainkan tidak mampunya menggunakan fasilitas tersebut. Alhasil alat canggih penunjang media belajar itu hanya menjadi pajangan hingga berdebu dalam ruangan tertutup serupa laboratorium computer, oh tidak, lebih tepatnya ruang museum komputer.

Apa yang menyebabkan rendahnya minat para pencerdas bangsa untuk belajar menggunakan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah tersebut? Jawabannya hanya satu, yaitu “Malas”. Jika hal yang satu ini sudah bersarang dalam benak seorang pendidik, maka jangan berharap cikal-bakal anak yang tercerdaskan akan tumbuh dalam gemerlap teknologi, bahkan bisa jadi mereka malah terkungkung dengan metode pengajaran kuno yang masih akan terus bertahan jika anak-anak yang terdidik ini juga tidak mengubah metode belajar mereka, “guru aku ngajarinnya begitu, kok”, jawaban yang sangat khas, ironis sekali.


Merubah metode pembelajaran bukanlah dosa besar yang harus dipermasalahkan,yang menjadi masalah utamanya adalah kesalahan karena tidak mengikuti perkembangan teknologi. Tuhan memang tidak mewajibkan harus bisa komputer, sungguh, namun Ia hanya menyuruh kita untuk terus belajar, mendidik atau dididik yang sesuai dengan perkembangan. 

Bertahan dengan suatu metode lama juga bukanlah suatu dosa, hanya saja siapa sih yang ingin terus hidup dengan cara lama? ”Hari gini masih belum bisa komputer? Mari Pak, Bu, kita belajar…” karena menjebak anak didik dalam kondisi "Gaptek bersama" merupakan suatu hal yang kejam. 

Diana Syahputri | Redaktur AcehXpress.com

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv