Ahok mentahkan rencana Jokowi permak Monas

Monas
ACEHXPress.com | Pelaksana tugas Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) ternyata tidak serta merta menjalankan sejumlah program yang digagas pendahulunya. Soal memanfaatkan lahan di Monumen Nasional (Monas), misalnya, Ahok tidak melanjutkan rencana Jokowi.

Saat masih gubernur, Jokowi bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) berencana membangun pangkalan pertahanan militer. Pertahanan itu akan dibangun di bawah Monas, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai tempat parkir.

"Strateginya seperti apa, ya tidak dikasih tahu dong, bisa bubar nanti. Namanya administrasi pertahanan negara, jadi harus aman," kata Jokowi sambil tertawa kepada wartawan usai bertemu Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (21/8).

Menurut Jokowi, di perkirakan luas pangkalan militer plus parkir bawah tanah dan pusat souvenir di bawah Monas sekitar 160 hektar. Namun detail bangunan seperti apa dia belum bisa memberi tahu, apalagi urusan pertahanan militer sangat rahasia.

"Pembangunan dimulai 2014 nanti. Di bawah monas nanti ada underpass strategi pertahanan saat kondisi darurat, yang saling berhubungan. Di Kemayoran, bisa untuk pendaratan pesawat," ujarnya.

Wakil Menteri Pertahanan (Kemhan) Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan singkronisasi antara strategi penataan ibu kota dengan strategi pertahanan negara harus berjalan bersama. Terlebih saat itu militer Indonesia bakal menerima ratusan tank berat. Selain itu, militer juga bakal menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibu kota, serta sejumlah pesawat tempur dan puluhan tank amfibi.

"Harus diselaraskan. Ibu kota sedang giat menata dan mengembangkan wilayah, sementara Kemhan sedang melakukan upaya modernisasi peralatan militer. Dengan modernisasi peralatan militer ini, perlu ada akses di ibu kota untuk difasilitasi dan diakomodasi dalam tata ruang pertahanan di lingkungan kota DKI," kata Sjafri.

Ternyata Ahok memiliki rencana lain. Dia ingin membangun hotel di bawah Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Menurutnya, pembangunan ruang bawah tanah ini akan menggunakan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI nomor 167 tahun 2012 tentang pemanfaatan ruang bawah tanah karena dia kecewa dengan Detail Engineering Design (DED) yang dibuat oleh Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta.

"Monas saya nggak puas ternyata pemanfaatan DED itu terlalu kecil. Justru itu dia gunakan Pergub yang lama hanya boleh 10 meter ke dalam, orang Pergub kita yang bikin ya ubah saja sendiri. Kenapa nggak mau bikin yang segede mungkin di bawah," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (11/11).

Ahok meminta Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta untuk merubah DED bangunan bawah tanah Monas. Sebab dia mengharapkan bangun tersebut seperti gedung, sehingga dapat membangun hotel.

"Saya maunya gedung, kalau perlu dibikin hotel di dalam, kenapa nggak boleh? Sebesar mungkin kita pakai, kapan lagi ada tanah di tengah Monas," terangnya.

Selain itu, ruang bawah tanah itu akan digunakan untuk lahan parkir di Kawasan Monas. Karena selama ini lahan parkir di IRTI Monas hanya bisa menampung 900 kendaraan.

"Kita pengen masukin 20.000 motor di situ. Supaya orang nanti, pas ada bus gratis, orang capek-capek sampai Jakarta, masuk kesitu," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.

Kepala Kawasan Monumen Nasional Rini Hariyani mengatakan, selain hotel, akan dibangun juga lahan parkir. "Pokoknya awal akan dibangun bawah tanah untuk parkir dan hotel," jelasnya saat dihubungi, Rabu (12/11).

Rini mengungkapkan, rancangan hotel di bawah Monas ini akan terdiri dari 200 kamar. Selain bisa meningkatkan jumlah pengunjung, nantinya hotel bawah tanah itu akan menjadi yang pertama di Indonesia.

"Nanti katanya akan ada 200 kamar di hotel," katanya.

Dia menambahkan, konsep pembangunan hotel di ruang bawah tanah seperti di Malaysia. Namun, Rini mengaku belum mempunyai gambaran seperti apa untuk lokasi hotel di bawah tanah.

"Saya ngga pernah ke sana jadi tidak tahu bagaimana lokasi hotel bawah tanahnya," tutupnya. [merdeka]


EmoticonEmoticon