Kajian badan peneliti senjata ringan berpusat di London, Penelitian Persenjataan Perang, mencatat senjata sitaan pasukan Kurdi dari pejuang di Irak dan Suriah dalam 10 hari pada Juli.
Laporan itu menyatakan pejuang membuang "sejumlah berarti" senjata ringan buatan Amerika Serikat, termasuk senapan serbu M-16 dan foto menunjukkan tulisan "Milik Pemerintah Amerika Serikat".
Badan itu juga menemukan bahwa roket anti-tank, yang digunakan Negara Islam di Suriah, sama dengan roket M79, yang dikirim Arab Saudi untuk pasukan di bawah payung Tentara Pemberbasan Suriah pada 2013.
Roket dibuat di Yugoslavia pada 1980-an.
Di negara tetangganya, Irak, pejuang merebut sejumlah berarti peralatan Amerika Serikat dari tentara Irak ketika serdadu itu meninggalkan kubunya di utara ketika menghadapi serangan pejuang pada Juni.
Kelompok itu merebut sejumlah kendaraan lapis baja Humvee buatan Amerika Serikat, yang saat ini menjadi sasaran dalam serangan udara negara adidaya tersebut, dan dilaporkan digunakan dalam pemboman jibaku terhadap pasukan Irak pada sedikit-dikitnya dua kesempatan.
Amerika Serikat menghabiskan miliaran dolar melatih dan mempersenjatai pasukan keamanan selama bertahun-tahun dan pejabat Amerika Serikat serta Irak berulang kali mengatakan siap mempertahankan keamanan dalam negeri sesudah pasukan negara adidaya itu ditarik pada akhir 2011.
Negara Islam juga diyakini menyita sejumlah besar senjata dari sarana tentara Suriah, yang mereka rebut, termasuk pesawa tempur.[]
Republika
EmoticonEmoticon