Ade Rezki Pratama | Foto : Tribunnews |
AcehXPress.com | Jakarta - Ade Rezki Pratama menjadi anggota DPR RI termuda pada periode 2014-2019. Politisi Partai Gerindra tersebut pun menjadi pimpinan sidang dalam sidang istimewa MPR-DPR RI yang berlangsung di Gedung Nusantara, Rabu (1/10/2014).
Meskipun terbiasa tampil dihadapan orang banyak tetapi ia sempat gerogi. Tetapi hal tersebut bisa ditutupinya sehingga saat memimpin sidang perdana yang dihadiri presiden dan wakil presiden bisa terlihat tenang.
Berbincang dengan wartawan, ia mengaku baru diberi tahu menjadi pimpinan sidang saat melaksanakan gladi resik di Gedung DPR RI, Selasa (30/9/2014). Mendapatkan pemberitahuan tersebut dirinya sempat terkejut, pasalnya hal tersebut akan menjadi pengalaman pertama dan berharga sepanjang hidupnya.
"Kaget juga, saya sangat terkejut, tapi ini bagian sesuatu yang luar biasa. Mau tidak mau saya harus jadi pimpinan sidang. Tapi Alhamdulillah berkat doa dan kita semua sidang istimewa bisa berjalan baik," ungkap Ade di Gedung Nusantara, Jakarta.
Untuk menghadapi sidang perdana DPR RI periode 2014-2019, Ade pun harus mempersiapkan diri baik fisik maupun materi serta teknis persidangan. Pria kelahiran Bukit Tinggi 8 November 1988 tersebut dalam waktu sempit harus mengetahui tata cara persidangan. Ia pun menghubungi politisi-politisi senior serta berkomunikasi dengan Sekjen DPR dan MPR RI.
"Tentunya sebagai orang baru saya harus banyak belajar. Saya tanya kepada Sekjen DPR dan MPR bagaimana teknis-teknis dan prosesi-prosesi yang saya harus lakukan," ungkapnya.
Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan II Sumatera Barat pada saat duduk di depan 692 anggota parlemen serta pemimpin lembaga dan pemerintahan mengaku perasaannya campur aduk antara bangga, terharu, dan grogi.
Lanjut pria yang berprofesi sebagai wiraswasta tersebut, apa yang menjadi bagian dari sejarah hidupnya belum tentu bisa didapatkan orang lain menjadi pimpinan sidang DPR RI serta mewakili daerahnya untuk berjuang secara politik.
"Perasaannya campur aduk, ada bangganya, ada groginya, ada terharunya juga, inilah bagian dari pengalaman hidup yang luar biasa bagi saya diumur yang mau menginjak 26 tahun ini saya sudah bisa menjadi pimpinan sidang DPR dan kedua kali menjadi pimpinan sidang di MPR," ujarnya.
Ia belum berpikir ingin duduk di komisi berapa. Semua bidang dianggapnya penting. Bahkan ia ingin dalam periode 2014-2019 ini dirinya bisa merasakan duduk di seluruh komisi. Sebagai generasi muda, dirinya ingin mengubah citra DPR di mata masyarakat. Bukan hanya itu, ia ingin mendorong generasi muda ikut serta dalam membangun bangsa ke depan.
"Saya ingin mendekorasi lagi parlemen ini dengan anggota baru untuk dapat menumbuhkan citra dan image yang baru, sehingga kita dapat diterima dan dihargai masyarakat serta disenangi masyarakat," ujarnya. []
Tribunnews
EmoticonEmoticon