![]() |
Ilustrasi |
"Orang sekarang kan maunya serba instan. Maunya cepat ramping, lalu dietnya sembangan. Itu bahaya untuk jantung," kata dr Jetty H Setyawan, SpJP(K), FIHA, FAsCC dari Yayasan Jantung Indonesia dalam peluncuran AXA Heart & Save di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/10/2014).
Diet yang sembarangan, menurut dokter yang akrab disapa Bunda Jetty ini antara lain diet karbohidrat yang tidak terukur. Prinsipnya memang benar, semakin sedikit asupan karbohidrat maka risiko penumpukan kalori dalam bentuk lemak akan berkurang.
Namun Bunda Jetty mengingatkan, sel-sel di dalam tubuh tetap membutuhkan kalori dari karbohidrat untuk bisa bekerja dengan baik. Demikian pula dengan sel-sel otot jantung. Membatasi sama sekali asupan karbohidrat sama saja dengan membiarkan sel-sel tersebut kelaparan.
Lantas apakah diet karbohidrat tidak dianjurkan? Menurut Bunda Jetty, boleh-boleh saja menjalankan diet karbohidrat. Namun harus terukur, dihitung benar-benar berapa kebutuhan kalorinya berdasarkan aktivitas fisik yang dilakukan.
"Baiknya memang ke ahli gizi. Kalau tidak, ya dihitung sendiri. Berapa banyak aktivitas fisiknya, berapa kebutuhan kalorinya? Jadi jangan asal mengurangi," saran Bunda Jetty. [Detik]
EmoticonEmoticon