1. Republik Suriname
Salah satu negara yang menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari adalah Republik Suriname. Negara yang dulunya bernama Guyana Belanda ini merupakan sebuah negara kecil yang terletak di Amerika Selatan. Dulunya, negara yang merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam ini merupakan bekas jajahan Belanda yang juga menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun. Negara yang berbatasan langsung dengan Brasil di bagian selatan ini dihuni oleh 75.000 orang Jawa yang dulunya dibawa langsung oleh pemerintah kolonial Hindia – Belanda pada rentang tahun 1890 – 1939.
2. Malaysia
Selain Suriname, ada lagi negara asing yang juga menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari. Negara tersebut adalah Malaysia. Nenek moyang orang Malaysia datang ke negeri tersebut pada sekitar tahun 1900an lantaran terjebak tekanan ekonomi yang besar. Setelah menghuni Malaysia, orang-orang Jawa yang tinggal di Malaysia masih menggunakan adat dan budaya Jawa namun telah dianggap sebagai orang Melayu pribumi yang telah sesuai dengan undang-undang kependudukan yang telah diberlakukan di Malaysia. Masyarakat Jawa di Malaysia banyak mendiami kawasan Sabak, Kuala Selangor, Tanjung Karang, hingga Sepang. Sayangnya, generasi muda sudah banyak yang melupakan kebudayaan jawa, bahkan merasa malu mengakui bahwa mereka merupakan keturunan jawa. Namun ada pula sebagian generasi muda yang mengakui keturunan jawa yang telah digariskan pada mereka dan menggunakan kesempatan tersebut untuk membuat sebuah perhimpunan anak jawa dan kerap mengadakan berbagai kegiatan kesenian seperti reog.
3. Belanda
Satu lagi negara yang penduduknya juga menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari. Negara tersebut adalah Belanda. Jika dilihat sekilas, maka tak heran apabila masyarakat Belanda dapat berbicara bahasa jawa, sebab bangsa ini dulunya pernah menjajah bangsa Indonesia hingga 350 tahun lamanya. Saat menjajah Indonesia, Belanda menjadikan orang jawa sebagai budak dan mereka mengirim budak-budak tersebut ke negeri mereka. Kehadiran sentuhan jawa di sana lambat laun menggelitik hati masyarakat asli Belanda untuk mendalami bahasa atau kesusastraan jawa. Bahkan, sebuah perguruan tinggi bernama Universiteit Leiden yang didirikan oleh Pangeran Willem van Oranje pada tahun 1575 silam ini telah menjadi tempat bagi 17.000 mahasiswa untuk menimba ilmu sastra jawa. Bahkan di sini Anda dapat menemukan sastra jawa kontemporer dan naskah-naskah kuno yang ditulis menggunakan huruf jawa.
[segiempat]
EmoticonEmoticon