"Aceh termasuk salah satu wilayah di Indonesia yang punya semangat besar untuk maju di sektor pariwisata ini," katanya di Banda Aceh, Jumat (24/10/2014).
Hal tersebut juga disampaikan saat membuka kegiatan Tourism Indonesia Mart and Expo atau Pasar Wisata Indonesia 2014 yang diikuti sebanyak 60 buyer dari 18 negara.
Gubernur menyebutkan terdapat 810 obyek wisata menarik dikunjungi yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di provinsi ujung paling barat Indonesia itu. "Mulai dari obyek wisata alam, seni dan budaya, religi dan berbagai jenis wisata khusus lainnya," katanya.
Penari Saman dari Kecamatan Blangkejeren, Gayo Lues, Aceh, tampil dalam malam pembukaan Saman Summit di Plaza Museum Fatahillah, Jakarta Pusat, Jumat (14/12/2012). Selain untuk merayakan pengakuan UNESCO terhadap Tari Saman sebagai warisan dunia tak benda, kegiatan tersebut juga menjadi media silaturahmi para seniman Tari Saman dari berbagai daerah.
Upaya mempromosikan obyek wisata Aceh terus dilakukan baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai gambaran, tahun lalu kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 1,2 juta orang."Kami berharap tahun ini jumlah itu bisa meningkat menjadi 1,5 juta wisatawan. Bisnis pariwisata telah memberi kontribusi terhadap pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Aceh sebesar 0,88 persen. Namun ke depan kontribusi itu bisa menjadi tiga persen," katanya.
Menurut Zaini Abdullah sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia, Aceh punya beberapa kawasan menonjol yang selama ini menjadi tujuan wisatawan dunia. Sabang termasuk salah satu yang paling banyak dikunjungi turis mancanegara.
"Pada 2008, Great Britain Publishing memberi gelar Sabang sebagai The Gold Island dan memasukkan pulau ini dalam daftar 501 destinasi yang harus dikunjungi di dunia. Kini Sabang juga menjadi salah satu destinasi persinggahan kapal pesiar mewah dari berbagai negara," katanya.
Turis dari kapal pesiar Noble Caledonia yang lego jangkar di lepas Pantai Ulee Lheue mengunjungi Museum Tsunami, Banda Aceh, Kamis (6/2/2014). Sebanyak 120 turis dari kapal tersebut melakukan city tour mengunjungi sejumlah situs sejarah dan tsunami di Kota Banda Aceh selama enam jam. Tahun 2013 hingga Februari 2014 tercatat 16 kapal pesiar singgah di perairan Aceh dengan kapasitas 120 hingga 500 penumpang.
Selain itu, gubernur menjelaskan pemerintah juga mengembangkan berbagai jenis wisata religi, tsunami, sejarah dan gerilya. "Dengan semua keunikan itu, maka kami memastikan kalau Aceh punya kawasan wisata yang sangat spesifik," katanya.Zaini melanjutkan, jika Bali mengandalkan wisata budaya, maka Aceh juga ingin menonjolkan wisata religi di daerah ini. "Kami yakin, Syariat Islam bukanlah penghalang bagi wisatawan untuk berkunjung ke Aceh. Implementasi Syariat Islam justru mendukung perdamaian Aceh. Dengan semangat perdamaian ini pula kami siap menyambut para tamu yang berkunjung ke daerah ini," tambah Zaini Abdullah. [Kompas]
EmoticonEmoticon