AcehXPress.com | Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan. Selain bisa mencegah kehamilan, kondom juga bisa memperkecil penularan penyakit menular seksual. Namun beredar kabar kondom mengandung zat yang bisa memicu kanker.
Konon N-Nitrosamin yang terdapat dalam bahan untuk menambah elastisitas kondom bakal terurai jika terkena cairan semen, pelumas vagina, atau keringat di tangan. Dalam waktu lama, kandungan ini bisa memicu kanker. Menanggapi hal ini, seksolog dari Universitas Tarumanegara dr Andri Wanananda, MS mengatakan memang tidak semua orang cocok dengan nitrosamin. Namun dr Andri sangsi pemakaian kondom bisa meningkatkan risiko kanker.
"Belum ada penelitian ilmiahnya jika akan menimbulkan kanker," kata dr Andri saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (8/10/2014).
Senada dengan dr Andri, androlog dari RSU Fatmawati Jakarta Selatan, dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd juga belum mendapat sumber resmi yang memastikan kabar tersebut. "Belum ada penelitian ilmiah soal zat ini di kondom dapat menimbulkan kanker," ucapnya.
Apa yang disampaikan kedua dokter itu diamini Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, seksolog dari Universitas Udayana Bali. "Kabar tersebut tidak ada buktinya dan belum dibuktikan dalam penelitian ilmiah," kata Prof Wimpie.
Sebelumnya Chemical and Veterinary Investigation Institute di Stuttgart, Jerman, menemukan kandungan karsinogen N-Nitrosamin pada 29 dari 32 jenis kondom yang diuji dalam penelitian mereka. Ketika kondom dimasukkan dalam larutan keringat buatan, ternyata lapisan karetnya mengeluarkan N-Nitrosamin. Ketika diukur jumlah nitrosaminnya, ternyata jumlahnya jauh di ambang batas aman untuk digunakan pada produk karet, seperti dot bayi.
Dalam studi disebut ketika terjadi kontak antara bahan karet kondom dengan cairan tubuh manusia, terlepaskanlah N-Nitrosamin. Namun karena tidak ada batasan yang dianjurkan untuk N-Nitrosamin dalam kondom, maka tidak perlu ada penarikan kondom secara besar-besaran dari pasar. Sementara itu pemerintah daerah setempat meminta masyarakat untuk tidak serta-merta berhenti menggunakan alat kontrasepsi dari karet itu karena N-Nitrosamin tidak secara langsung mengancam kesehatan.
Pihak Chemical and Veterinary Investigation Institute di Stuttgart lantas menyarankan agar produsen kondom menggunakan bahan alternatif yang tidak menimbulkan terbentuknya karsinogen. Ditegaskan pula bahwa dalam beberapa produk kondom yang diuji memang tidak ditemukan adanya jejak karsinogen.
Studi lain yang dilakukan University of Washington menyebut kondom justru melindungi perempuan dari kanker yang dipicu oleh human papillomavirus (HPV). Seperti diketahui HPV adalah virus pencetus kanker serviks.
Dalam penelitian disebut bila seorang laki-laki menggunakan kondom secara konsisten dan benar, maka peluang pasangannya untuk terjangkit infeksi HPV bisa berkurang hingga 70 persen. "Kondom laki-laki secara efektif mengurangi risiko transmisi virus HPV dari laki-laki ke pasanganya," ucap Rachel L. Winer, PhD, salah seorang peneliti yang terlibat dalam studi. Penelitian itu muncul di The New England Journal of Medicine. []
detik
Konon N-Nitrosamin yang terdapat dalam bahan untuk menambah elastisitas kondom bakal terurai jika terkena cairan semen, pelumas vagina, atau keringat di tangan. Dalam waktu lama, kandungan ini bisa memicu kanker. Menanggapi hal ini, seksolog dari Universitas Tarumanegara dr Andri Wanananda, MS mengatakan memang tidak semua orang cocok dengan nitrosamin. Namun dr Andri sangsi pemakaian kondom bisa meningkatkan risiko kanker.
"Belum ada penelitian ilmiahnya jika akan menimbulkan kanker," kata dr Andri saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (8/10/2014).
Senada dengan dr Andri, androlog dari RSU Fatmawati Jakarta Selatan, dr Nugroho Setiawan, MS, SpAnd juga belum mendapat sumber resmi yang memastikan kabar tersebut. "Belum ada penelitian ilmiah soal zat ini di kondom dapat menimbulkan kanker," ucapnya.
Apa yang disampaikan kedua dokter itu diamini Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, seksolog dari Universitas Udayana Bali. "Kabar tersebut tidak ada buktinya dan belum dibuktikan dalam penelitian ilmiah," kata Prof Wimpie.
Sebelumnya Chemical and Veterinary Investigation Institute di Stuttgart, Jerman, menemukan kandungan karsinogen N-Nitrosamin pada 29 dari 32 jenis kondom yang diuji dalam penelitian mereka. Ketika kondom dimasukkan dalam larutan keringat buatan, ternyata lapisan karetnya mengeluarkan N-Nitrosamin. Ketika diukur jumlah nitrosaminnya, ternyata jumlahnya jauh di ambang batas aman untuk digunakan pada produk karet, seperti dot bayi.
Dalam studi disebut ketika terjadi kontak antara bahan karet kondom dengan cairan tubuh manusia, terlepaskanlah N-Nitrosamin. Namun karena tidak ada batasan yang dianjurkan untuk N-Nitrosamin dalam kondom, maka tidak perlu ada penarikan kondom secara besar-besaran dari pasar. Sementara itu pemerintah daerah setempat meminta masyarakat untuk tidak serta-merta berhenti menggunakan alat kontrasepsi dari karet itu karena N-Nitrosamin tidak secara langsung mengancam kesehatan.
Pihak Chemical and Veterinary Investigation Institute di Stuttgart lantas menyarankan agar produsen kondom menggunakan bahan alternatif yang tidak menimbulkan terbentuknya karsinogen. Ditegaskan pula bahwa dalam beberapa produk kondom yang diuji memang tidak ditemukan adanya jejak karsinogen.
Studi lain yang dilakukan University of Washington menyebut kondom justru melindungi perempuan dari kanker yang dipicu oleh human papillomavirus (HPV). Seperti diketahui HPV adalah virus pencetus kanker serviks.
Dalam penelitian disebut bila seorang laki-laki menggunakan kondom secara konsisten dan benar, maka peluang pasangannya untuk terjangkit infeksi HPV bisa berkurang hingga 70 persen. "Kondom laki-laki secara efektif mengurangi risiko transmisi virus HPV dari laki-laki ke pasanganya," ucap Rachel L. Winer, PhD, salah seorang peneliti yang terlibat dalam studi. Penelitian itu muncul di The New England Journal of Medicine. []
detik
EmoticonEmoticon