Jokowi dan JK |
Kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2014) pagi, Nico menjelaskan bahwa minimum winning coalition merupakan koalisi yang terdiri dari sedikit partai politik. Koalisi ini, kata dia, dijamin lebih bebas dari politik sandera-menyandera serta lebih luwes menentukan kebijakan.
"Kalau pemerintahan Jokowi-JK inginnya cepat bekerja mewujudkan janji, maka seharusnya berupaya adanya minimum winning coalitionsupaya tidak tersandera politik DPR yang telah dikuasai KMP (Koalisi Merah Putih)," ujar Nico.
Yang terjadi sekarang ini, lanjut Nico, kubu Jokowi-JK terkesan mengemis-ngemis kepada partai di Koalisi Merah Putih untuk bergabung dengannya. Kondisi tersebut, ujar dia, akan meningkatkan posisi tawar Koalisi Merah Putih atas Jokowi-JK dan memperlemah posisi Jokowi-JK.
Nico khawatir kondisi tawar-menawar tersebut akan menggerus prinsip "tanpa transaksi atau jatah-menjatah menteri" Jokowi demi mendapatkan dukungan dari partai yang sebelumnya ada di Koalisi Merah Putih.
Karena itu, Nico berpendapat langkah politik yang tegas untuk menutup pintu koalisi bisa menjadi salah satu cara menaikkan posisi tawar Jokowi-JK atas Koalisi Merah Putih. "Ini mungkin insentifnya mahal ke depan. Tapi, ini jauh lebih menjanjikan bagi Jokowi-JK yang sudah punya prinsip presidensial," lanjut dia.
Nico mengatakan bahwa kunci terpenting adalah program-program pemerintah Jokowi-JK mesti populer di mata publik. Dengan demikian, ganjalan apa pun dari Koalisi Merah Putih tidak akan berimbas pada penurunan kepercayaan publik terhadap pemerintah karena ada pemahaman publik bahwa program yang tidak berhasil itu bukan kesalahan pemerintah. []
Kompas
EmoticonEmoticon