Kisah Pedagang Hewan Kurban Meraup Untung hingga Rp 70 juta

Pemeriksaan hewan kurban
AcehXPress.co| Hari raya Idul Adha atau hari raya kurban menjadi salah satu momentum penting bagi pedagang kambing dan sapi untuk meraup untung. Meningkatnya penjualan kambing dan domba menjelang Idul Adha hingga berlipat-lipat membuat prospek usaha penjualan hewan kurban sangat menjanjikan.

Salah satu pengusaha kambing kurban di Ciputat, Wiyono mengatakan, penjualan kambing menjelang Idul Adha bisa mencapai lebih dari 25 kali lipat bila dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Namun untuk Idul Adha tahun ini, penjualan kambing tidak semoncer seperti tahun kemarin.

"Sekarang yang banyak laku tambah hewan sapi. Untung saya sudah merambah ke sapi," kata Wiyono kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (4/10).

Menurut Wiyono, lonjakan penjualan hewan kurban terjadi pada H-3 dan H-1. Sampai H-1, dirinya mengaku telah menjual sebanyak 120 ekor dengan range harga Rp 1,7 juta hingga Rp 3 juta per ekor.

"Saya buka lapak di sini selama 10 hari sampai Lebaran. Sewanya Rp 3 juta," ceritanya.

Untuk tahun lalu, Wiyono bisa menjual kambing hingga 250 ekor. Baik itu kambing kacang jenis gibas, domba dan kambing jenis etawa.

"Omset tahun lalu bisa mencapai 400 juta, beda dengan sekarang, menurun. Tapi ya alhamdulillah masih ada untung," kata pria asal Magetan itu.

Untung hewan kurban jenis sapi, Wiyono menambahkan, tahun lalu hanya bisa menjual sebanyak 5 ekor. Sedangkan untuk lebaran kali ini, dia mengaku telah berhasil menjual sebanyak 15 ekor.

Adapun harga hewan kurban sapi, mulai dari harga Rp 14 juta hingga Rp 20 juta. Menurut dia, bedanya harga tersebut tergantung jenis sapi dan besar kecilnya sapi.

"Untuk sapi, per ekornya saya ambil untung Rp 1 juta, sedangkan untuk kambing Rp 300 ribu-Rp 500 ribu per ekor. Ya kalikan sendiri saja misalnya saya bisa jual 100 ekor," ceritanya sambil tersenyum.

Menurut Wiyono, menjadi pedagang hewan kurban tidak selamanya menggembirakan. Dia pernah tertipu Rp 100 juta ketika diminta mensuplai salah satu pedagang besar/pengepul. Namun setelah hewan dikirim, dijanjikan kalau pembayarannya tunggu 3 hari lagi.

"Waktu itu cuma di DP 10 juta, tapi setelah lewat 3 hari tak dibayar, orangnya kabur dan telponnya tak bisa dihubungi," keluhnya.

Tak ingin sama dengan pedagang hewan kurban umumnya, Wiyono melakukan strategi pemasaran yang cukup mujarab. Pria yang pernah mengenyam bangku kuliah itu melayangkan proposal penjualan kambing dan domba untuk keperluan kurban ke berbagai instansi pemerintahan, organisasi serta menyebarkan brosur ke berbagai kompleks perumahan.

"Saya pakai strategi jemput bola, saya juga kerja sama dengan peternak-peternak di daerah untuk mencukupi kebutuhan hewan," jelasnya.

Pria kelahiran 1971 itu menekuni dunia jual beli hewan kambing dan sapi sejak umur 27 tahun. Awalnya, dia hanya memelihara beberapa ekor kambing di Bogor, Jawa Barat. Tempat sekarang dia tinggal bersama istri dan dua orang anaknya.

Lambat laun usaha yang awalnya dianggap hanya sampingan, kini mulai merambah ke penjualan dan melayani pesanan sekitar Jabodetabek. Sekarang ini, dia telah memiliki 3 kandang di atas lahan yang masing-masing seluas sekitar 400 m2 dengan jumlah ternak 400 ekor untuk jenis kambing dan 30 ekor untuk jenis sapi.

"Kalau soal untung, ya alhamdulillah. Untuk Idul Adha bisanya rata-rata Rp 50 juta hingga Rp 70 juta," tutupnya sembari tersenyum ramah. []



merdeka


EmoticonEmoticon