AcehXPress.com | Presiden Joko Widodo menyampaikan terima kasih kepada Aceh dan mengupayakan bisa datang kembali ke Aceh pada peringatan 10 tahun tsunami, pada 26 Desember mendatang.
Ungkapan terimakasih itu disampaikan Presiden dalam telekonferen dengan kelompok nelayan di Meuaboh, Aceh Barat dari Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2014).
Telekonferen juga dilakukan dengan kelompok masyarakat di delapan kota lainnya di Indonesia.
Presiden Joko Widodo lalu menjelaskan bahwa dirinya pernah tinggal di Takengon, Bener Meriah dan sering ke Lhokseumawe dan Meulaboh.
"Terima kasih kepada Aceh. Saya akan memgupayakan bisa datang ke Aceh. Tapi jangan dicatat dulu," kata Presiden yang mengenakan kemeja putih. Telekonferen itu disiarkan secaraa langsung oleh sejumlah stasiun televisi Indonesia.
Nurdin, Juru bicara kelompok nelayan dari Meulaboh dalam telekonferen selain mengucapkan selamat atas pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden, juga secara khusus agar mebingkatkan kesejahteraan nelayan. Ditegaskan pula, agar harga BBM untuk nelayan tidak dinaikkan mengingat hidup nelayan saat ini sangat melarat.
Sementara itu dua wakil rakyat Aceh Muslim Ayub, SH dari Fraksi PAN dan Fachrul Razi, anggota DPD mengharapkan Presiden Joko Widodo memberi perhatian bagi pembangunan Aceh. "Di tangan Presiden Joko Widodo kita harapkan Aceh menjadi lebih baik lagi. Terjadi keseimbangan pembangunan di seluruh wilayah dan menuntaskan seluruh turunan UUPA," kata Muslim Ayub.
Senator Fachrul Razi bahkan mengirimkan surat khusus kepada Presiden Joko Widodo yang salinannya diterima Serambi, berisi permintaan agar Presiden dapat menyelesaikan berbagai aturan turunan dari berlakunya UUPA yang belum terselesaikan pada periode Pemerintahan Presiden SBY.
"Meminta kepada Presiden untuk memastikan proses perdamaian di Aceh yang telah berlangsung saat ini agar terus dipertahankan dan berlanjut sesuai dengan amanah dari MoU Helsinki dan UU PA dan mempertahankan keutuhan batas wilayah Aceh," tulis Fachrul Razi yang juga juru bicara Parai Aceh. [serambi]
Ungkapan terimakasih itu disampaikan Presiden dalam telekonferen dengan kelompok nelayan di Meuaboh, Aceh Barat dari Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2014).
Telekonferen juga dilakukan dengan kelompok masyarakat di delapan kota lainnya di Indonesia.
Presiden Joko Widodo lalu menjelaskan bahwa dirinya pernah tinggal di Takengon, Bener Meriah dan sering ke Lhokseumawe dan Meulaboh.
"Terima kasih kepada Aceh. Saya akan memgupayakan bisa datang ke Aceh. Tapi jangan dicatat dulu," kata Presiden yang mengenakan kemeja putih. Telekonferen itu disiarkan secaraa langsung oleh sejumlah stasiun televisi Indonesia.
Nurdin, Juru bicara kelompok nelayan dari Meulaboh dalam telekonferen selain mengucapkan selamat atas pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden, juga secara khusus agar mebingkatkan kesejahteraan nelayan. Ditegaskan pula, agar harga BBM untuk nelayan tidak dinaikkan mengingat hidup nelayan saat ini sangat melarat.
Sementara itu dua wakil rakyat Aceh Muslim Ayub, SH dari Fraksi PAN dan Fachrul Razi, anggota DPD mengharapkan Presiden Joko Widodo memberi perhatian bagi pembangunan Aceh. "Di tangan Presiden Joko Widodo kita harapkan Aceh menjadi lebih baik lagi. Terjadi keseimbangan pembangunan di seluruh wilayah dan menuntaskan seluruh turunan UUPA," kata Muslim Ayub.
Senator Fachrul Razi bahkan mengirimkan surat khusus kepada Presiden Joko Widodo yang salinannya diterima Serambi, berisi permintaan agar Presiden dapat menyelesaikan berbagai aturan turunan dari berlakunya UUPA yang belum terselesaikan pada periode Pemerintahan Presiden SBY.
"Meminta kepada Presiden untuk memastikan proses perdamaian di Aceh yang telah berlangsung saat ini agar terus dipertahankan dan berlanjut sesuai dengan amanah dari MoU Helsinki dan UU PA dan mempertahankan keutuhan batas wilayah Aceh," tulis Fachrul Razi yang juga juru bicara Parai Aceh. [serambi]
EmoticonEmoticon