Aceh Tracker Berhasil Jelajah Gunung Lembu Gayo Lues



Tim Aceh Tracker di Pilar T.123 tugu peninggalan belanda puluhan tahun lalu
AcehXPress.co| Tim Aceh Tracker Community berhasil melakukan pendakian dan penjelajahan di kawasan Gunung Lembu, Gayo Lues (Galus) sejak Sabtu (20/9/2014) lalu. Pendakian ini dilakukan sebagai dokumentasi visual bentang alam di kawasan terkait serta sebagai data pendukung untuk pengembangan kawasan tersebut lebih lanjut, baik mengumpulkan informasi visual terkait alam pegunungan Lembu, dan dokumentasi flora fauna di sepanjang jalur pendakian.


Bagaimana cerita pendakian Gunung Lembu tersebut berhasil dijelajah oleh Aceh Tracker Community, salah satu kru AcehXPress.com yang tergabung dalam tim pendakian tersebut melaporkan kepada pembaca setia AcehXPress, berikut liputannya:

Aceh Tracker Community Kembali mengadakan kegiatan jelajah puncak Aceh (Japakeh) ke VI dikawasan pengunungan Aceh. Pada track kali ini, tim Aceh Tracker sebagai unit teknis LSM menyelenggakan kegiatan penjelajah gunung hutan tersebut di kawasan hutan pengunungan Lembu, Pining, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Sebelumnya pada Japakeh V pihaknya melakukan penjelajahan di Pegunungan Goh, Kabupaten Bireuen yang berlangsung bulan Februari 2014 lalu.

Adapun tim yang terlibat pada Japakeh VI ini meliputi pendaki Praktisi dan spesialis pendakian gunung yang juga merupakan alumni dari japakeh I sampai V, serta pada beberapa ekspedisi gunung hutan lainnya sejak 2009 lalu, diantaranya Said Murthaza (ketua Tim), Athailah, Hendra Munriza, Nailul Authar, Aulia Al - Farabi, merupakan mountaineer (pendaki) Aceh Tracker . dan khusus pada ekspedisi Japakeh VI ini juga didukung oleh satu personil lainnya yang merupakan anggota Indonesian Green Ranger Eksplorasition Club, Cibodas Jawa Barat yaitu Agus Mulyadi.

Aulia Al-Farabi, salah satu pendaki Aceh Tracker kepada AcehXPress.com menjelaskan, dengan mengikuti SOP penjelajah gunung yang diterapkan Aceh Tracker, konsep perencanaan mencakup seluruh aspek pendukung utama termasuk titik start atau finish pendakian. Berdasarkan plotting jalur pendakian tim memulai pendakian dari desa Uring, kecamatan Pining, Gayo Lues.

Jalur pendakian Gunung Lembu
“Panjang jalur yang dilalui mencapai 20 kilometer dari start hingga titik target, yaitu pilar P.123 di Gunung Lembu. Pilar yang dimaksud merupakan satu penanda titik ikat perpetaan dalam projek jaring triangwasi oleh Kolonial Belanda dimasa lampau yang tersebar di seluruh kawasan hutan atau gunung di Sumatera dan wilayah lainnya di Indonesia,” ujar Aulia Al-Farabi, Minggu (5/10/2014).

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata Aulia, setiap tanda (keterangan, red) titik di puncak atau di sekitar puncak yang diberi keterangan T (tersier), S (sekunder) maupun P (primer), kesemuanya menurut nomor registrasi tertentu berbentuk pilar berkontruksi beton persegi panjang dititik tersebut sebagaimana yang ditemukan tim di Gunung Lembu pada trip Japakeh VI pada ketinggian 3050 Mdpl pilar tersebut berdimensi 50x50x120 centimeter.

“Disebabkan perencanaan pelaksanaan kegiatan Japakeh VI ini masuk pada bulan September, praktis selama 15 hari pendakian atau penjelajahan, selalu diguyur hujan dengan suhu rata-rata 7 sampai 15 derajat celcius. Kesulitan bertambah dikarenakan kerapatan jenis hutan yang berfariasi dimulai dari hutan primer, lumut, perdu hingga pada savanna pada ketinggian 1000 samapai 3050 Mdpl,” ungkapnya. Seraya menambahkan, “Karakter topografi (berdasarkan ploting jalur) juga berfariasi dari lintas sungai arus deras, punggungan landai, dan curam serta lebih dari 7 puncakan yang dilewati selama pendakian,” tambahnya.

Pencapaian pilar triangwasi P.123 Gunung Lembu ini merupakan yang pertama sejak tugu peninggalan belanda tersebut dibuat puluhan tahun lalu. Strategi Aceh Tracker dalam mencapai titik pilar tersebut dimana cuaca ektrem berlangsung hampir 12 jam setiap harinya adalah kombinasi antara efesiensi perpekalan logistik, penendaan kawasan sumber air, serta fleksibilitas pola mobilisasi tim antara target per waktunya.

Bersama masyarakat Gayo Lues
“Kami menemukan beberapa temuan untuk identifikasi jenis satwa dan jenis flora,” sebut Aulia.

Baca: Aceh Tracker Temukan Ragam Fauna dan Flora di Gunung Lembu.

Bagi aceh tracker, sambung Aulia, mentolerir kondisi alam liar jauh lebih efektif dibanding memaksakan seluruh item target dan perencanaan untuk tercapai tanpa parameter dan indikator yang seimbang pada kondisi alam yang tentu bersifat fluktuaktif.

“Dukungan Polsek Pining, Koramil, Polres Gayo Lues, Sumatera Adventure, FPTI Banda Aceh, Mapala Leuser Unsyiah, dan khususnya warga dan aparatur Gampong Uring tentunya merupakan bagian tak terpisahkan dari keberhasilan pendakian ini,” ungkapnya.

Menurut pihaknya, tentu hanya akan terjadi atas izin Allah SWT secara tersirat, even Japakeh VI ini diselenggarakan guna mengangkat potensi ekowisata minat khusus di kawasan pegunungan lembu khususnya untuk mengangkat citri Gampong Uring dimata dunia.

“Sehingga pada waktunya, ketika gunung lembu menjadi salah satu destinasi ekowisata gunung hutan yang diminati, masayarakat lokal tentunya akan mengalami peningkatan kesejahteraan, fasilitas publik, semoga yang dicita-citakan dapat terwujud sebagaimana diharapkan,” demikian Aulia Al-Farabi. [Athailah]


EmoticonEmoticon