Tim Aceh Tracker di Pilar T.123 tugu peninggalan belanda puluhan tahun lalu |
Bagaimana cerita pendakian Gunung Lembu
tersebut berhasil dijelajah oleh Aceh Tracker Community, salah satu kru AcehXPress.com yang tergabung dalam tim
pendakian tersebut melaporkan kepada pembaca setia AcehXPress, berikut liputannya:
Aceh Tracker Community Kembali mengadakan
kegiatan jelajah puncak Aceh (Japakeh) ke VI dikawasan pengunungan Aceh. Pada
track kali ini, tim Aceh Tracker sebagai unit teknis LSM menyelenggakan
kegiatan penjelajah gunung hutan tersebut di kawasan hutan pengunungan Lembu,
Pining, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh. Sebelumnya pada Japakeh V pihaknya
melakukan penjelajahan di Pegunungan Goh, Kabupaten Bireuen yang berlangsung
bulan Februari 2014 lalu.
Adapun tim yang terlibat pada Japakeh VI
ini meliputi pendaki Praktisi dan spesialis pendakian gunung yang juga
merupakan alumni dari japakeh I sampai V, serta pada beberapa ekspedisi gunung
hutan lainnya sejak 2009 lalu, diantaranya Said Murthaza (ketua Tim), Athailah,
Hendra Munriza, Nailul Authar, Aulia Al - Farabi, merupakan mountaineer
(pendaki) Aceh Tracker . dan khusus pada ekspedisi Japakeh VI ini juga didukung
oleh satu personil lainnya yang merupakan anggota Indonesian Green Ranger
Eksplorasition Club, Cibodas Jawa Barat yaitu Agus Mulyadi.
Aulia Al-Farabi, salah satu pendaki Aceh
Tracker kepada AcehXPress.com menjelaskan, dengan mengikuti SOP penjelajah
gunung yang diterapkan Aceh Tracker, konsep perencanaan mencakup seluruh aspek
pendukung utama termasuk titik start atau finish pendakian. Berdasarkan
plotting jalur pendakian tim memulai pendakian dari desa Uring, kecamatan
Pining, Gayo Lues.
Jalur pendakian Gunung Lembu |
“Panjang jalur yang dilalui mencapai 20
kilometer dari start hingga titik target, yaitu pilar P.123 di Gunung Lembu.
Pilar yang dimaksud merupakan satu penanda titik ikat perpetaan dalam projek jaring
triangwasi oleh Kolonial Belanda dimasa lampau yang tersebar di seluruh kawasan
hutan atau gunung di Sumatera dan wilayah lainnya di Indonesia,” ujar Aulia
Al-Farabi, Minggu (5/10/2014).
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata
Aulia, setiap tanda (keterangan, red)
titik di puncak atau di sekitar puncak yang diberi keterangan T (tersier), S (sekunder) maupun P (primer),
kesemuanya menurut nomor registrasi tertentu berbentuk pilar berkontruksi beton
persegi panjang dititik tersebut sebagaimana yang ditemukan tim di Gunung Lembu
pada trip Japakeh VI pada ketinggian 3050 Mdpl pilar tersebut berdimensi
50x50x120 centimeter.
“Disebabkan perencanaan pelaksanaan
kegiatan Japakeh VI ini masuk pada bulan September, praktis selama 15 hari
pendakian atau penjelajahan, selalu diguyur hujan dengan suhu rata-rata 7 sampai
15 derajat celcius. Kesulitan bertambah dikarenakan kerapatan jenis hutan yang
berfariasi dimulai dari hutan primer, lumut, perdu hingga pada savanna pada ketinggian
1000 samapai 3050 Mdpl,” ungkapnya. Seraya menambahkan, “Karakter topografi
(berdasarkan ploting jalur) juga berfariasi dari lintas sungai arus deras,
punggungan landai, dan curam serta lebih dari 7 puncakan yang dilewati selama
pendakian,” tambahnya.
Pencapaian pilar triangwasi P.123 Gunung Lembu
ini merupakan yang pertama sejak tugu peninggalan belanda tersebut dibuat
puluhan tahun lalu. Strategi Aceh Tracker dalam mencapai titik pilar tersebut
dimana cuaca ektrem berlangsung hampir 12 jam setiap harinya adalah kombinasi
antara efesiensi perpekalan logistik, penendaan kawasan sumber air, serta
fleksibilitas pola mobilisasi tim antara target per waktunya.
Bersama masyarakat Gayo Lues |
“Kami menemukan beberapa temuan untuk
identifikasi jenis satwa dan jenis flora,” sebut Aulia.
Baca: Aceh Tracker Temukan Ragam Fauna dan Flora di Gunung Lembu.
Baca: Aceh Tracker Temukan Ragam Fauna dan Flora di Gunung Lembu.
Bagi aceh tracker, sambung Aulia, mentolerir
kondisi alam liar jauh lebih efektif dibanding memaksakan seluruh item target
dan perencanaan untuk tercapai tanpa parameter dan indikator yang seimbang pada
kondisi alam yang tentu bersifat fluktuaktif.
“Dukungan Polsek Pining, Koramil, Polres
Gayo Lues, Sumatera Adventure, FPTI Banda Aceh, Mapala Leuser Unsyiah, dan
khususnya warga dan aparatur Gampong Uring tentunya merupakan bagian tak
terpisahkan dari keberhasilan pendakian ini,” ungkapnya.
Menurut pihaknya, tentu hanya akan terjadi
atas izin Allah SWT secara tersirat, even Japakeh VI ini diselenggarakan guna
mengangkat potensi ekowisata minat khusus di kawasan pegunungan lembu khususnya
untuk mengangkat citri Gampong Uring dimata dunia.
“Sehingga pada waktunya, ketika gunung
lembu menjadi salah satu destinasi ekowisata gunung hutan yang diminati,
masayarakat lokal tentunya akan mengalami peningkatan kesejahteraan, fasilitas
publik, semoga yang dicita-citakan dapat terwujud sebagaimana diharapkan,”
demikian Aulia Al-Farabi. [Athailah]
EmoticonEmoticon